Semua Fraksi DPR Setujui RUU Rumah Sakit Menjadi Undang Undang

Semua Fraksi DPR-RI akhirnya menyetujui Rancangan Undang Undang (RUU) Rumah Sakit disahkan menjadi Undang Undang. Keputusan ini diambil dalam Rapat Paripurna ke-10 DPR-RI yang dipimpin Drs. Muhaimin Iskandar, MSi., Wakil Ketua DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) di Gedung DPR-RI Senayan, Jakarta tanggal 28 September 2009.

Pimpinan Sidang Paripurna, Drs. Muhaimin Iskandar, MSi., mengatakan bahwa semua fraksi menyetujui disahkannya RUU Rumah Sakit menjadi Undang-Undang dengan rincian sembilan Fraksi menyatakan setuju dan 1 Fraksi menyatakan setuju dengan catatan.

Fraksi Partai Keadilan Sejahtera menyatakan setuju dengan catatan yakni dalam pasal 34 ayat 1 yang menyatakan bahwa Kepala Rumah Sakit tidak hanya dipimpin oleh tenaga medis, namun dapat juga dipimpin oleh tenaga kesehatan, ujar Muhaimin.

Menurut Muhaimin Iskandar, RUU tentang RS berisikan 16 Bab dan 65 pasal beserta Penjelasan untuk selanjutnya akan diserahkan ke Pemerintah untuk diundangkan dan dimasukkan ke dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Menteri Kesehatan Dr. dr. Siti Fadilah Supari atas nama Presiden dalam pendapat akhir Pemerintah terhadap RUU Rumah Sakit menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas penyelesaian pembahasan Rancangan Undang-Undang tentang Rumah Sakit serta memberikan penghargaan yang setinggi-tinggi dengan disahkannya RUU tentang Rumah Sakit menjadi Undang-Undang.

Menurut Menkes, selama ini peraturan perundangan yang dijadikan dasar hukum penyelenggaraan RS adalah Peraturan Menteri Kesehatan yang sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan dan perkembangan jaman. Disisi lain tuntutan perubahan akan mutu pelayanan kesehatan yang lebih baik, bertanggung jawab, dilandasi aturan hukum yang jelas dalam memberikan perlindungan hukum kepada pemberi dan penerima pelayanan kesehatan adalah sesuatu yang sangat mendesak untuk tidak bisa ditunda-tunda lagi.

”Maraknya tuntutan malpraktik pada fasilitas pelayanan kesehatan yang diduga atas kelalaian tenaga kesehatan maupun RS mengharuskan adanya aturan hukum yang lebih menjamin kepastian hukum. Sehingga keberadaan Undang-Undang yang mengatur Rumah Sakit tidak mungkin ditunda-tunda lagi ”, ujar Siti Fadilah.

Sesuai dengan semangat dan aspirasi yang berkembang dalam pembahasan untuk menghasilkan RUU yang baik dalam rangka melindungi kepentingan dan memenuhi hak-hak rakyat atas kesehatan sebagai hak azasi, telah mengatur hal-hal yang secara substansial yang perlu diatur secara tegas dalam RUU tentang RS, kata Menkes.

Beberapa substansi yang menjadi materi pengaturan utama dalam RUU tentang Rumah Sakit meliputi: persyaratan penyelenggaraan RS, pengklasifikasian RS, masalah perizinan, kewajiban dan hak RS, kewajiban dan hak pasien dalam hubungan hukum dengan RS, pengaturan penyelenggaraan RS yang meliputi pengelolaan, penyelenggaraan akreditasi, pembentukan jejaring dan sistem rujukan, pengaturan keselamatan pasien dan perlindungan hukum RS, pembiayaan RS dan pembinaan dan pengawasan, ujar Siti Fadilah.

Menurut Menkes, penyelenggaraan kesehatan di RS mempunyai karakteristik yang sangat kompleks. Berbagai jenis tenaga kesehatan dengan perangkat keilmuannya masing-masing saling berinteraksi satu sama dipadukan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran dan kesehatan dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu.

Menkes menambahkan, perubahan pola pikir dan kesadaran masyarakat yang semakin mengetahui hak dan kewajibannya semakin menuntut RS untuk meningkatkan mutu pelayanan dan tanggung jawab RS dalam memberikan pelayanan kesehatan, akan semakin menambah kompleksitas permasalahan RS. Sedangkan dari aspek pembiayaan, RS memerlukan biaya operasional dan investasi yang besar dalam pelaksanaan kegiatannya sehingga perlu didukung dengan ketersediaan pendanaan yang cukup dan berkesinambungan.

Dr. Charles J. Mesang, Ketua Pansus RUU tentang Rumah Sakit dalam laporannya mengatakan sebagaimana amanat Pasal 28 ayat (1) Perubahan Undang-Undang Dasar 1945 telah ditegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Dan di dalam pasal 34 ayat (3) dinyatakan bahwa negara bertanggungjawab atas penyediaan failitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.

Karena itu pembahasan substansi RUU Rumah Sakit pada pembicaraan Tingkat I telah dilakukan secara mendalam, demokratis dan dengan penuh kecermatan. Hal ini mengingat kompleksitas permasalahan di bidang perumahsakitan yang harus dicarikan solusi terbaik dengan tetap menjaga keseimbangan nilai fisolofis, sosiologis dan teknis kesehatan serta tetap mengacu pada asas-asas pembentukan peraturan perundangan yang baik sebagaimana diatur Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, ujar Charles J. Mesang.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 52921669, Call Center: 021-30413700, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id,info@puskom.depkes.go.id, kontak@puskom.depkes.go.id.

Menkes Serahkan Bantuan RS Lapangan dan Ambulans kepada Menteri Pertahanan

Dalam rangka mendukung peran dan fungsi Pasukan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (PRCB) TNI, Departemen Kesehatan RI menyerahkan bantuan berupa Rumah Sakit Lapangan dan Ambulans Bencana. Bantuan diserahkan langsung oleh Menteri Kesehatan RI Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp. JP (K) kepada Menteri Pertahanan dan Keamanan Prof. Dr. Juwono Sudarsono, MA pada hari Senin, 28 September 2009, di Jakarta untuk diteruskan ke Panglima ABRI dan selanjutnya ke Panglima Kostrad.


Menkes mengatakan, bantuan ini merupakan salah satu bentuk realisasi kerjasama antara Departemen Kesehatan dan Menhankam/Panglima TNI Nomor: NKB/01/P/IX/1999 dan Nomor: 1122/Menkes/SKB/IX/1999 tanggal 27 September 1999 tentang Kerja Sama Pembinaan Kesehatan Dalam Rangka Pertahanan Keamanan Negara dan juga Departemen Kesehatan dengan TNI Angkatan Darat, seperti tertuang dalam kesepakatan kerjasama Menteri Kesehatan RI dan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Nomor: 590/Menkes/SKB/VII/2008 tanggal 10 Juli 2008.

Menurut Menkes, penanggulangan krisis kesehatan telah semakin luas cakupannya. Hal ini telah selaras dengan UU No 24 Tahun 2007 tentang Bencana yang penjabarannya lebih menitikberatkan pada peningkatan koordinasi lintas program dan lintas sektor dalam upaya penanggulangan bencana.

Saat ini telah dikenal adanya upaya kesiapsiagaan berupa peningkatan kapasitas SDM maupun sarana dan prasarana penunjang dalam penanggulangan bencana yang merupakan salah satu langkah pada fase pra bencana. Selain itu, Depkes juga telah membentuk sembilan Pusat Penanggulangan Krisis Regional di Medan, Palembang, DKI Jakarta, Semarang, Surabaya, Banjarmasin, Bali, Makassar dan Manado. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dalam mengantisipasi krisis akibat bencana yang terjadi. Pada akhirnya dengan kesiapsiagaan kita mampu menghasilkan upaya tanggap darurat yang maksimal, ujar Menkes.

Kerjasama antara Depkes dan TNI telah dijalin sejak lama, contohnya Program Operasi Surya Baskara Jaya yaitu Pelayanan Kesehatan untuk daerah pesisir dan pulau-pulau kecil terluar. Tahun 2006 kerjasama dilanjutkan lagi yaitu pelayanan kesehatan daerah-daerah pesisir, pulau terpencil, pulau di perbatasan dan daerah bencana dengan menggunakan KRI Dr. Suharso (ex. Tanjung Dalpele).

Dalam rangka peningkatan kerjasama tersebut, pada tahun 2008 Departemen Kesehatan kembali mengadakan perjanjian kerjasama dengan TNI Angkatan Darat yang saat ini telah memiliki Pasukan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (PRCB TNI) yang akan bertugas di saat tanggap darurat bersama-sama dengan Departemen Kesehatan dan lintas sektor lainnya, tambah Menkes.

Menkes mengharapkan dengan bantuan ini fungsi PRCB TNI lebih maksimal sebagaimana harapan seluruh masyarakat Indonesia. Selain itu, PRCB TNI dapat meningkatkan kemampuan di dalam merespons kebutuhan pelayanan kesehatan saat terjadinya bencana, sehingga pada akhirnya akan memaksimalkan upaya penanggulangan krisis kesehatan.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 52921669, Call Center: 021-30413700, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id, info@puskom.depkes.go.id, kontak@puskom.depkes.go.id.

Gizi untuk Daya Tahan Tubuh

DENGAN semakin banyaknya kegiatan anak, semakin beragam pula ancaman penyakit yang mungkin menerpa. Boleh jadi udara di luar akan membuatnya lebih mudah terserang pilek atau debu membuatnya bersin. Namun ibu tak perlu terlalu cemas selama kebutuhan gizi anak terpenuhi dengan baik. Apa saja yang diperlukan untuk mendukung daya tahan mereka?

Lemak

Diperlukan sebagai penyimpanan terbesar sumber energi tubuh. Otak yang sedang tumbuh juga memerlukan lemak yang tepat dan benar. Otak menggunakan 60 persen dari total energi yang dikonsumsi bayi, dan 60 persen dari otak adalah lemak. Lemak terbaik diperoleh dari ASI.

Karbohidrat

Sangat dibutuhkan sebagai salah satu sumber energi. Ibu harus memilih karbohidrat yang berasal dari zat tepung (gula) yang “baik”. Sumber gula yang “baik” adalah ASI, apel, buncis dan kacang polong, produk olahan berbahan susu, buah segar, pasta, kentang, kacang kedelai, kentang, sayuran, dan biji-bijian.

Protein

Protein adalah makanan untuk tumbuh, bertanggung jawab pada pertumbuhan, serta memperbaiki dan mengganti jaringan. Selama tahun pertama, kebutuhan protein bayi dapat dipenuhi oleh ASI

Serat

Merupakan bagian yang tidak dapat dicerna dalam tepung dan buah-buahan adalah pencahar alami yang membantu pembuangan produk sisa makanan dari usus. Makanan garing dan kenyal seperti padi-padian dan polong-polongan adalah contoh serat yang baik dan lainnya seperti buah-buahan dan sayuran.

Vitamin dan Mineral

Kedua zat gizi diperlukan tubuh anak, walaupun tidak dalam jumlah besar, karena membantu makanan yang dikonsumsi bekerja dengan lebih baik dan semua sistem tubuh berfungsi dengan baik.

Mencukur Tak Ada Kaitan dengan Kepuasan Seks

BANYAK alasan yang menyebabkan wanita mencukur bulu di daerah organ kewanitaan. Selain untuk menjaga kebersihan, ada anggapan hal itu bisa meningkatkan kepuasan seksual saat berhubungan suami-istri.

Menurut dr Ida Yulia MHKes, banyak wanita mencukur habis bulu di daerah vagina adalah bukti bahwa sebagian besar masyarakat masih terjebak pada anggapan kepuasan atau kenikmatan seksual ditentukan sebagian faktor. “Misalnya yang menyangkut organ vagina atau penis saja,” ujarnya kemarin.

Padahal, kenikmatan dan kepuasan seksual ditentukan banyak faktor, antara lain otak sebagai pusat pikiran. "Makanya masih banyak yang keliru. Mereka pikir kepuasan itu tergantung organ yang 'di bawah', padahal kepuasan itu tentu satu paket termasuk peran otak atau pikiran kita,” ujar Ida.

Di sini yang terpenting komunikasi dengan pasangan serta konsentrasi saat berhubungan. Termasuk berpikir positif dengan pasangan. “Meski di bawah sana keriting atau klimis, tetapi kalau dalam pikirannya tidak menggebu-gebu saat ngeseks, hasilnya tentu tidak akan memuaskan," ungkapnya.

Namun demikian, faktor kebersihan diri juga tak kalah menentukan

12 Orang Meninggal Akibat Banjir Bandang di Mandailing Natal

Sumatera Utara Bencana banjir bandang yang terjadi di beberapa Desa Kab. Mandailing Natal, Sumatera Utara tanggal 15 September 2009 pukul 02.00 WIB, mengakibatkan korban jiwa sebanyak 12 orang meninggal dunia, 25 orang dinyatakan hilang, dan 2.000 KK mengungsi.
Banjir dengan ketinggian air 2 meter tersebut melanda Desa Lubuk Kapundung 1 dan 2, Desa Tanggilang Hutarimbaru dan Desa Rantau Panjang, Desa Manuncang Selabaru, Kec. Muara Batang Gadis, Kab. Mandailing Natal.

Hal itu disampaikan dr. Rustam Pakaya, MPH Kepala Pusat Penanggulangan Krisis (PPK) Depkes tanggal 15 September 2009 pukul 12.00 WIB tentang perkembangan masalah kesehatan akibat banjir bandang di Kab. Mandailing Natal.

Menurut dr. Rustam, upaya yang telah dilakukan untuk membantu korban di lokasi bencana, mengirimkan tim kesehatan yang terdiri dari 1 dokter gigi, 1 dokter umum dan 4 perawat serta obat-obatan oleh Dinas Kesehatan Kab. Mandailing Natal. Bantuan juga diberikan PPK Regional Sumatera Utara yaitu mengirimkan tim kesehatan, tim Rapid Health Assessment (RHA) yang terdiri dari 3 dokter, 2 perawat, dan 1 sanitarian, serta membawa 50 buah kantong mayat, 60 koli MP-ASI, 1 paket obat banjir, dan 2 kaleng (30 Kg) kaporit. Sedangkan PPK Depkes mengirimkan staf yang akan bergabung dengan Tim dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

Selain di Kab. Mandailing Natal, pada hari yang sama pukul 11.00 WIB bencana banjir juga terjadi di Desa Hilimbosi, Kec. Sitolu Ori, Kab. Nias Utara, Propinsi Sumatera Utara akibat luapan air sungai Sobu dengan ketinggian air 75 Cm.
Tidak ada korban jiwa dan korban luka, maupun korban hilang dalam bencana di Desa Hilimbosi. Namun, 450 jiwa (91 KK) mengungsi dan saat ini sudah pulang ke rumah masing-masing.

Permasalahan kesehatan sampai saat ini masih dapat diatasi oleh jajaran kesehatan setempat. Namun, seluruh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Dinas Kesehatan Provinsi serta PPK Regional dan PPK Depkes terus melakukan pemantauan di lokasi bencana. Jawa Timur
Tanggal 15 September pukul 04.00 WIB terjadi bencana tanah longsor di Dusun Iburojo, Desa Kaliulang Kec. Tempursari, Kab. Lumajang, Propinsi Jawa Timur. Bencana tanah longsor yang terjadi tidak mengakibatkan korban jiwa, korban luka dan korban hilang, serta pengungsian.

Namun akibat bencana tersebut, 1 unit rumah rusak total, 6 unit rumah rusak parah, 1 buah mushola dan 1 buah jembatan rusak.

Saat ini permasalahan kesehatan masih dapat diatasi oleh jajaran kesehatan setempat. Pemantauan juga tetap dilakukan oleh seluruh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi, PPK Regional dan PPK Depkes.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 52921669, Call Center: 021-30413700, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id, info@puskom.depkes.go.id, kontak@puskom.depkes.go.id.

Kesiapsiagaan Kesehatan Hadapi Arus Mudik Lebaran 1430H/2009

Berkaitan dengan Hari Raya Idul Fitri 1430H/2009, penduduk yang melaksanakan mudik diperkirakan mencapai 10 juta orang. Lebih dari 80% menggunakan angkutan darat (bus, kereta api dan kendaraan pribadi), selebihnya menggunakan angkutan laut dan udara. Kondisi tersebut menyebabkan terjadi penumpukan penumpang di bandara, pelabuhan dan terminal serta penumpukan pemudik di sepanjang jalan raya terutama di Jawa, sehingga diperlukan pelayanan kesehatan.

Untuk melayani pemudik yang menggunakan angkutan laut dan udara, setiap Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) yang merupakan UPT Depkes di daerah menyiapkan pos-pos kesehatan di terminal pelabuhan dan bandara sesuai jadwal keberangkatan kapal dan pesawat, ujar Dirjen P2PL Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P., MARS tentang kesiapsiagaan kesehatan menghadapi Arus Mudik Lebaran tahun 1430 H/2009.

Ditambahkan, untuk mencegah terjadinya penularan penyakit melalui makanan Dirjen P2PL Depkes juga menginstruksikan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) dan KKP berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat melakukan pemeriksaan sampel makanan di rumah-rumah makan yang berada di terminal, stasiun kereta api, pelabuhan laut dan bandara serta rumah makan yang menjadi tempat pemberhentian pemudik.

Menurut Prof. Tjandra, Depkes juga menyiagakan Posko Lebaran 1430H/2009 di Ditjen P2PL Depkes dengan nomor telp. (021) 4257125 dan fax (021) 42877588. Apabila terjadi bencana selama mudik lebaran, Posko ini akan berkoordinasi dengan Posko bencana Pusat Penanggulangan Krisis Depkes.

Untuk sinkronisasi kesiapsiagaan di lapangan, Ditjen P2PL Depkes telah melakukan rapat koordinasi dengan internal Depkes maupun dengan sektor terkait seperti Departemen Perhubungan dan Pusdokkes Polri, ujar Prof. Tjandra.

Selain itu, Dirjen P2PL juga mengirimkan surat edaran kepada gubernur di 8 provinsi agar menginstruksikan Kepala Dinas Kesehatan untuk menyiapkan Rumah Sakit dan Puskesmas, membentuk Pos-pos Kesehatan; pengawasan sanitasi makanan dan pengamatan penyakit potensi KLB (kejadian luar biasa).

Ditambahkan, untuk melayani pemudik yang menggunakan jalur darat telah dikoordinasikan dengan Dinkes Provinsi dan Kabupaten/Kota yang menyiapkan sekitar 700 pos kesehatan di sepanjang jalur mudik di Lampung, P.Jawa dan Bali. Puskesmas dan RS di jalur mudik telah disiapkan oleh Dinas Kesehatan masing-masing dengan pelayanan emergency dan rujukan. Informasi letak pos-pos kesehatan sudah tercantum dalam peta mudik yang diterbitkan Ditjen Perhubungan Darat Dephub, ujar Prof. Tandra.

Waktu kesiapsiagaan di Pos-pos kesehatan dan Puskesmas serta bandara adalah H-7 sampai dengan H+7. Sedangkan di pelabuhan laut mulai H-14 sampai dengan H+14 karena penumpang kapal melakukan perjalanan lebih awal dan sebaliknya pulang paling akhir.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 52921669, Call Center: 021-30413700, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id, info@puskom.depkes.go.id, kontak@puskom.depkes.go.id.

Depkes Dirikan RS Lapangan untuk Korban Gempa Tasikmalaya

Untuk menanggulangi permasalahan kesehatan akibat gempa di Tasikmalaya, Depkes telah melakukan beberapa upaya yaitu dengan mendirikan RS Lapangan di Kec. Pengalengan Kab. Bandung sejak tanggal 8 September 2009. Selain itu, mendistribusikan 7 ton MP-ASI untuk Dinkes Provinsi Jawa Barat serta Dinkes Provinsi Jawa Tengah, 10 ton obat-obatan dan bahan habis pakai, memberikan 100 vial ATS 1500 IU, mengirimkan tim RHA, tim kesehatan, tim surveilans, tim kesehatan psikososial. Memberikan 25 kantong mayat, 90 kg Kaporit, 24 botol air rahmat dan 2 dos lem lalat untuk Kab. Cianjur. Memberikan 20 veltbed untuk Kab. Tasikmalaya, 500 PAC, 500 polybag, 10 dos air rahmat, dan 2 dos lem lalat untuk Dinkes Kab. Garut. Untuk Dinkes Kab. Ciamis diberikan bantuan 500 PAC, 90 kg tawas, 36 botol air rahmat, 2 dos lem lalat dan mengirimkan 1000 lembar kelambu untuk Dinkes Provinsi Jawa Barat.
Selain itu, Depkes juga memberikan bantuan biaya operasional sebesar Rp. 300 Juta. Hal itu disampaikan Kepala Pusat Penanggulangan Krisis (PPK) Depkes dr. Rustam Pakaya, MPH tentang perkembangan permasalahan kesehatan akibat gempa Tasikmalaya tanggal 14 September 2009 pukul 16.00 WIB.
Menurut dr. Rustam, jumlah korban meninggal dunia akibat gempa Tasikmalaya sebanyak 80 orang yaitu 79 orang di Propinsi Jawa Barat dan 1 orang di DKI Jakarta. 27 orang dinyatakan hilang di Kab. Cianjur, 370 orang luka berat yaitu 364 orang di Provinsi Jawa Barat dan 6 orang di Provinsi DKI Jakarta. Jumlah korban luka ringan sebanyak 1.098 orang yaitu 1.060 orang di Provinsi Jawa Barat dan 38 orang di DKI Jakarta. Korban yang masih dirawat inap rumah sakit sebanyak 20 orang di Provinsi Jawa Barat. Sedangkan jumlah korban rawat jalan di Pos kesehatan di 5 Kabupaten sebanyak 29.856 orang.
dr. Rustam menambahkan, upaya penanggulangan masalah kesehatan yang dilakukan oleh Dinkes Propinsi Jawa Barat yaitu melakukan evakuasi korban, memberikan pelayanan kesehatan rawat inap, rawat jalan di 101 Pos Kesehatan, mendistribusikan 27 paket obat bencana dan melakukan pemantauan di lokasi bencana.
Sedangkan Dinkes Provinsi DKI Jakarta selain melakukan evakuasi korban juga memberikan pelayanan kesehatan rawat jalan dan rawat inap di 9 Rumah Sakit dan melakukan pemantauan di lokasi bencana. RSUP Hasan Sadikin Bandung mengirimkan tim bantuan kesehatan yaitu Tim I sebanyak 30 orang (spesialis bedah dan perawat), dan Tim II sebanyak 20 orang (spesialis anak dan perawat).
Selain itu, Dinkes Provinsi Jawa Tengah juga mengirimkan 50 dos MP-ASI biskuit, 30 kotak hygine kit, obat-obatan, kaporit dan PAC ke Dinkes Kab. Cilacap, penyediaan air bersih oleh PDAM, memberikan pelayanan kesehatan di Pos Kesehatan dan mengoperasionalkan water purifier untuk back up air bersih di Kec. Kedungreja.
Permasalahan kesehatan sampai saat ini masih dapat diatasi oleh jajaran kesehatan setempat. Namun, pemantauan tetap dilakukan oleh seluruh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Dinas Kesehatan Provinsi yang mengalami kejadian gempa bumi tektonik serta Pusat Penanggulangan Krisis Depkes.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 52921669, Call Center: 021-30413700, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id, info@puskom.depkes.go.id, kontak@puskom.depkes.go.id.

Indonesia-Amerika Serikat Jajagi Kerangka Baru Kemitraan Bidang Kesehatan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Dr.dr. Siti Fadilah Supari Sp.JP(K) akan mengadakan pertemuan dengan Sekretaris Kesehatan dan Layanan kemanusiaan Amerika Serikat Kathleen Sebelius di Washington DC dan hari ini bertolak ke Amerika untuk melakukan pembahasan menuju tercapainya kerangka baru kemitraan di bidang kesehatan dalam rangka pembentukan sebuah pusat riset biomedis dan kesehatan publik.
Pada pertemuan ini, Menkes Siti Fadilah Supari memimpin Delegasi RI yang beranggotakan, diplomat senior Dr. Makarim Wibisono, Dirjen P2PL Prof. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P, MARS, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI Prof, dr. Agus Purwadianto, S.H., Staf Khusus Menkes bidang Kesehatan Publik dr. Widjaja Lukito, PhD.

Pertemuan mendatang merupakan kelanjutan dari serangkaian pembicaraan antara Departemen Kesehatan RI dan Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS yang dimulai semenjak Barrack Obama menjadi Presiden Amerika Serikat. Sebelumnya, delegasi Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS berkunjung ke Jakarta pada bulan Agustus 2009 dan mengadakan pertemuan dan pembicaraan dengan Departemen Kesehatan RI. Hal ini merupakan kemitraan berbasis kesetaraan, keadilan, dan transparansi yang saling menguntungkan kedua negara.

Lebih lanjut Menteri Siti Fadilah Supari mengatakan “Indonesia selalu terbuka untuk menjalin kerja sama dengan siapa pun di bidang kesehatan dengan mengedepankan prinsip kesetaraan, transparansi, manfaat bersama, saling menghormati, akuntabilitas dan tata kelola yang baik. Pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Presiden Barrack Obama telah membawa spirit baru yang positif dan sesuai dengan prinsip-prinsip yang dikedepankan Indonesia“.

Kami optimis, sebuah kerangka baru kemitraan antara Departemen Kesehatan RI dan AS akan disepakati dalam waktu dekat ini, “ tambah Menkes.

Jika disepakati, kerangka baru kemitraan ini akan menjadi sejarah baru kerja sama antar kedua Negara di bidang kesehatan, khususnya di bidang penyakit menular, penilaian risiko dan respon terhadap risiko kesehatan.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 52921669, Call Center: 021-30413700, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id, info@puskom.depkes.go.id, kontak@puskom.depkes.go.id

Badan POM RI Luncurkan Mobil Laboratorium Keliling

Maraknya peredaran makanan/minuman, obat dan kosmetik yang mengandung bahan berbahaya membuat Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM) RI meningkatkan pengawasan dan pengamanan barang-barang tersebut yang beredar di masyarakat. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan POM RI dr. Husniah Rubiana Thamrin Akib, MS, MKes, SpFK saat peluncuran mobil laboratorium keliling pada Senin, 7 September 2009 di kantor Badan POM, Jakarta.



Peluncuran mobil laboratorium keliling ini dilakukan untuk membantu mengurangi hambatan-hambatan seperti jarak yang jauh, kemacetan, dan waktu tempuh saat Badan POM melakukan pemeriksaan atau sampling di berbagai lokasi. Selama ini proses tersebut dilakukan dengan cara pihak Badan POM mendatangi lokasi yang dimaksud, mengambil sampel dan kemudian dikirim ke laboratorium di kantor Badan POM. Dengan adanya mobil laboratorium keliling ini, maka pemeriksaan tersebut dapat dilakukan saat itu juga di lokasi dengan menggunakan peralatan yang tersedia pada laboratorium keliling, ujar dr. Husniah.

Menurut dr. Husniah laboratorium keliling ini dapat difungsikan untuk pengawasan makanan yang mengandung bahan berbahaya, pengawasan kosmetik yang mengandung bahan berbahaya, pengawasan obat palsu, pengawasan produk Tanpa Ijin Edar (TIE), serta pengawasan produk kadaluarsa. Saat ini pengawasan difokuskan pada makanan yang mengandung bahan berbahaya seperti Formalin, Borax, Rhodamin B, Methanyl Yellow, Arsen, Sianida, Residu Pestisida dan pengawasan parsel lebaran dari makanan kadaluarsa serta makanan yang mengandung unsur haram dalam agama Islam.

Laboratorium keliling yang diluncurkan saat ini berjumlah 8 unit, 7 unit akan dioperasikan di wilayah DKI Jakarta dan 1 unit akan dioperasikan di wilayah Serang. Dr. Husniah berharap agar laboratorium keliling ini juga dapat segera direalisasikan di seluruh Indonesia.

Bagi masyarakat yang ingin mendapatkan informasi lebih lanjut, serta menemukan hal-hal yang mencurigakan dan perlu disampaikan, agar menghubungi Unit Layanan Pengaduan Konsumen (UPLK) Badan POM RI di nomor telepon 021-4263333, SMS 021-32199000, atau e-mail uplk@pom.go.id

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 52921669, Call Center: 021-30413700, atau alamat e-mail: puskom.publik@yahoo.co.id, info@puskom.depkes.go.id, kontak@puskom.depkes.go.id.

7.803 Orang Mengungsi Akibat Gempa di Tasikmalaya

Hingga hari kedua pasca gempa bumi tektonik di Tasikmalaya Jawa Barat, sebanyak 7.803 orang mengungsi di tempat-tempat penampungan sementara. Pengungsi tersebar dibeberapa tempat di Provinsi Jawa Barat (5.415 orang) dan di Provinsi Jawa Tengah (2.388 orang).
Akibat gempa ini sedikitnya 59 orang meninggal, 32 orang hilang, 144 orang luka berat dan harus rawat inap dan 523 orang luka ringan. Selain itu, beberapa sarana kesehatan juga rusak diantaranya 1 RS, 22 Puskesmas, 29 Pustu. Sementara infrastuktur yang rusak meliputi 111 unit sekolah, 399 masjid/mushola, dan 8 unit perkantoran.

Demikian informasi yang diterima Pusat Komunikasi Publik dari Kepala Pusat Penanggulangan Krisis (PPK) Depkes dr. Rustam S. Pakaya, MPH.

Menurut dr. Rustam, Departemen Kesehatan telah mengirimkan bantuan berupa 3 orang petugas ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Kab. Cianjur membawa 25 kantong mayat, genset portable dan MP-ASI, 2 orang petugas ke Dinkes Kab. Tasikmalaya membawa 20 veltbed dan 2 orang petugas ke Dinkes Kab. Garut membawa MP-ASI 40 dus, obat paket, PAC 2 dus (1.000 sachet), dan polybag 1.000 buah. Depkes juga telah mengirimkan 5 ton MP-ASI ke 5 Kabupaten (Kab. Tasikmalaya, Kab. Cilacap, Kab. Cianjur, Kab. Garut dan Kab. Ciamis)

Bantuan yang dibutuhkan berupa 20 tenda pleton, 500 buah Velbed, 20 kantong mayat dan 1.500 selimut (Kab.Tasikmalaya), MP ASI untuk 2000 anak, 2.000 selimut, 10.000 pakaian dalam wanita, 300 kantong mayat, 500 velted, 5.000 kantong sampah, 500 paket higienis sanitasi dan 100 ampul ATS (Prov.Jawa Barat).

Dr. Rustam menyatakan, hingga saat ini permasalahan kesehatan masih dapat diatasi oleh jajaran kesehatan setempat. Pemantauan tetap dilakukan oleh seluruh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Dinas Kesehatan Provinsi yang mengalami kejadian gempa bumi tektonik serta Pusat Penanggulangan Krisis Depkes.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 52921669, Call Center: 021-30413700, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id, info@puskom.depkes.go.id, kontak@puskom.depkes.go.id.
7 September. Para Tokoh Agama dan perwakilan WHO sedang mengikuti pertemuan sosialisasi kebijakan Menteri Kesehatan di ruang Mahar Marjono, Depkes. (Pusat Komunikasi Publik Depkes RI 2009).

Pisau Haifu, Revolusi Dunia Medis dari Chongqing, Tiongkok

Selain mengeksplorasi angkasa luar dan terus membangun megaproyek infrastruktur, Tiongkok—lewat Haifu Chongqing—juga menyelam ke tubuh manusia. "Pisau Haifu" itu membunuh kanker dengan fokus ultrasound. Tanpa pembedahan, kesakitan, transfusi, serta tanpa mengusik sisa organ yang sehat.
Salah satu tantangan terbesar dunia medis adalah bagaimana menyembuhkan tanpa menimbulkan kesakitan baru. Juga tanpa mengorbankan bagian organ yang sehat. Amat kerap orang harus kehilangan salah satu payudara, misalnya, demi menyelamatkan hidupnya dari kanker. Padahal bagian dari yang dipotong keseluruhan itu hanya beberapa titik yang terkena kanker.

Teknologi pembedahan juga mengharuskan pengorbanan berupa kerusakan jaringan kulit dan otot. Untuk membenahi liver yang rewel terkena kanker, orang harus dikoyak perutnya. Belum lagi pengorbanan berupa pendarahan dan karenanya harus disiapkan transfusi. Kalau berhasil, dilanjutkan dengan proses penyembuhan yang memakan waktu.

Tantangan itu dijawab dengan kemajuan teknologi ultrasound untuk bidang medis. Ilmuwan Tiongkok dari Chongqing Haifu Technology menciptakan alat yang mampu "membunuh" kanker tanpa pembedahan. Namanya HIFU (high intensify focused ultrasonic) atau HIFU System. Prinsipnya, misalnya, liver atau payudara terkena kanker sebesar kacang tanah, lokasi sebesar itu pula yang diincar dan dimatikan. "Pasien bisa melalui prosedur itu dengan sadar, tanpa anestesi. Setelah selesai, pasien bisa langsung pulang,” kata Xiang Peng, asisten presiden dan manajer internasional Haifu di markas Haifu di Qingsong Road 1, Chongqing, Tiongkok, Jumat (12/6). "Kecuali kalau selesainya prosedur itu sudah malam, dia boleh menginap di rumah sakit," lanjutnya bercanda.

Teknologi itu berbeda dari teknik laser yang tetap harus melewati jaringan sehat menuju titik yang sakit, dengan konsekuensi bisa mengganggu organ sehat di jalan laser itu. Teknologi ultrasound langsung melokalisasi titik yang sakit lalu "merebusnya" hingga mati.

Selama ini yang dikenal umum memakai teknologi tersebut adalah USG alias ultrasonografi. Karena perbedaan sifat lapisan dalam tubuh, bisa "dilihat" kondisi bagian dalam tubuh lewat pantulan frekuensi suara yang kasat telinga itu. Hasilnya, kita bisa melihat janin dalam kandungan. Tentu saja energi untuk "melihat" janin itu dibuat rendah agar tak mengganggu calon manusia itu.

Sedangkan HIFU System atau juga dikenal sebagai "Pisau Haifu" melakukan penguatan pancaran ultrasound sehingga menimbulkan panas. Prinsip kerja alat itu didemonstrasikan dengan unik. Air dalam kotak kaca diberi pancaran ultrasound dari alat terapi tumor Haifu Model JC200 atau Model JC Focused Ultrasound Tumor Therapeutic System. Tepat di tengah ada titik putih. "Titik ini adalah bagian air yang ditingkatkan suhunya menjadi 65-75 derajat dengan ultrasound,” jelas Xiang di depan rombongan wartawan Indonesia.

Titik putih itu bisa diatur besarnya, bisa sebesar beras lalu dibesarkan sebesar kacang tanah, atau lebih besar lagi. Artinya, sasaran yang "digarap" ultrasound itu bisa diatur dengan komputer sesuai besarnya kanker. Energi yang disalurkan di sana bisa dipancarkan dengan akurat.

Xiang juga mendemokan ketika titik energi ultrasound itu tepat ditempatkan di permukaan air. Menyemburlah titik air itu karena mengalami penguapan. Tangan Xiang lalu dimasukkan ke air tanpa menyentuh titik air yang panas itu. Tapi dia lewatkan di bawahnya, antara pemancar frekuensi ultrasound yang juga terendam air dengan titik air itu. "Lihat, tak ada yang luka tangan saya," katanya sambil mengelap tangan basah itu dengan tisu. Jadi antara pemancar ultrasound yang mirip lingkaran mike kecil berwarna merah bata dengan titik pemanasan tak ada "garis" panas. Pemancar ultrasound itu ditempatkan di bawah meja tempat pasien dirawat.

Haifu System bisa mencapai titik kanker tanpa mengubah kondisi di sekitarnya, baik menjadi panas atau menjadi sakit. "Dengan meningkatkan suhunya secara ultrasound, alat ini membunuh kanker di titiknya yang tepat," lanjut pakar berusia sekitar 40 tahun ini. Dengan demikian, organ sehat di sekitar titik itu tak terusik.

Prosedur itu juga disebutkan tak perlu waktu lama. Waktunya hanya beberapa puluh menit untuk kanker atau tumor kecil. Kalau kanker besar memang bisa berjam-jam, bergantung pada kompleksitasnya. "Kalau kanker itu dinyatakan sudah mati, sudah cukup,” jelasnya.

Sebanyak 20 unit alat itu sudah dipakai di rumah sakit di Tiongkok, termasuk di klinik Haifu sendiri. Yang lain dipakai di Inggris, Jepang, Amerika Serikat, Korea, Hongkong, Rusia, Spanyol, Italia, Ukraina. Untuk membuka mata dunia, demo di luar negeri dilakukan di Churchill Hospital, Oxford, Inggris. Haifu Chongqing berkolaborasi dengan Ultrasound Therapeutics Limited (UTL) Inggris.

Keberhasilan terapi kanker dari luar tubuh (extracorporeal) itu dinilai sebagai "revolusi" di bidang kedokteran. Tak heran pemerintah Tiongkok sangat membanggakan hasil riset 17 tahun tim pakar mereka di Haifu itu. Sistem tersebut kemudian dikenal dengan Pisau Haifu, sekalipun sama sekali berbeda dari fungsi pisau bedah.

Harganya yang USD 2 juta (sekitar Rp 24 miliar) dianggap layak, karena alat itu sangat efisien dalam melayani pasien. Prosesnya tak serumit prosedur pembedahan konvensional biasa. Untuk memastikan alat itu dioperasikan dengan benar, Haifu memasukkan paket harga itu dengan pelatihan dokter ahli yang akan menjadi operator. Betapapun alat itu bisa dioperasikan siapa pun, dokter tetap diperlukan untuk memastikan diagnosis yang tepat. Haifu sendiri mengoperasikan klinik bekerja sama dengan Teknik Ultrasound Fakultas Kedokteran Universitas Chongqing.

Alat tersebut bisa melayani banyak pasien secara ringkas. Kapasitasnya bisa 2.000 pasien setahun atau lima pasien sehari. Bergantung lama tidaknya dan kompleks tidaknya kanker atau tumor yang ditangani. Di Eropa, pasien membayar ongkos sekitar 6.000 euro (sekitar Rp 85 juta) untuk pelayanan alat itu. Sedangkan di Tiongkok sedikit lebih murah. Menurut situs Haifu, sekitar 10.000 pasien kanker sudah dilayani dengan alat tersebut.

Kanker dan tumor yang bisa diterapi dengan alat itu adalah kanker liver, payudara, sarcoma (jaringan ikat), pankreas, renal, dan kanker tulang. Kemampuannya diklaim termasuk menangani kanker yang sudah menyebar.

Ongkos-ongkos tadi dianggap Xiang Peng layak bila dibandingkan dengan bedah konvensional. Apalagi prosedur itu tak perlu membuat pasien kesakitan dan opname. Kalau prosedur pertama tak berhasil, tinggal diulangi. "Dalam bedah konvensional, akan rumit bila prosedur gagal jahitannya dibuka lagi," ujar sosok yang sangat fasih berbahasa Inggris tersebut.

Lalu bagaimana hasil "rebusan" bekas kanker di dalam organ sehat tadi? "Akan mengerut," kata Xiang. Dicontohkan, tumor berukuran 148 plus minus 54,2 cm2 setelah "direbus" dengan ultrasound dalam jangka enam bulan jadi 49,2 plus minus 31,0 cm3 atau mengerut jadi 63,2 persen. Bekas kanker yang terus akan mengerut itu diklaim tidak mengganggu organ sehat.

Hepatitis, Hindari Konsumsi Ubi

SECARA umum diet yang dianjurkan adalah berpedoman pada gizi seimbang. Hanya saja, bagi yang memiliki penyakit tertentu, pola makan disesuaikan dengan keadaan penyakit yang dimiliki. Termasuk penderita penyakit hati atau hepatitis atau sirosis.

Menurut dr Idet Haryanto SKM MKes, bagi penderita hepatitis, tujuan diet untuk memperbaiki keadaan gizi pasien dengan makanan seimbang namun tidak membahayakan penyakitnya. Termasuk mencegah terjadi kekurangan gizi.

Adapun prinsip diet yang harus diikuti yakni tinggi kalori yang berasal dari bahan makanan tinggi hidrat arang. Lemak diberikan yang mudah dicerna dalam jumlah terbatas. Protein disesuaikan dengan kondisi pasien. Kemudian rendah garam bila ada edema pada punggung dan bengkak di perut. “Makanan juga harus mudah cerna dan tidak banyak memakai bumbu-bumbu yang tajam,” ujar Idet.

Adapun bahan makanan yang dianjurkan untuk sumber hidrat arang adalah nasi, kentang, roti, mi, macaroni, bihun, gula, tepung-tepungan yang dibuat bubur atau pudding.

Sumber protein hewani adalah daging tak berlemak, ikan dan bayam. Nabati dari tempe, tahu, kacang hijau, dan kacang-kacangan lain.

Kemudian sayuran yang tidak banyak serat dan tidak mengandung gas seperti bayam, labu siam, wortel, kacang panjang. Buah-buahan rendah serat dan rendah lemak. Teh manis dan sirup susu skim tetap dianjurkan. “Untuk bumbu-bumbuan, dianjurkan salam, laos, serai, dan bawang,” jelasnya.

Sedangkan sejumlah makanan harus dibatasi, yakni garam dapur, margarine, mentega, minyak goreng, dan santan encer. Sementara bahan makan yang benar-benar harus dihindari yakni sumber hidrat arang seperti beras ketan, ubi, singkong, dan talas. Sumber protein hewani daging berlemak, daging babi, kambing, keju, dan es krim.

Untuk sayur-sayuran yang berserat dan menimbulkan gas seperti kol, sawi, lobak, daun singkong, nangka muda, kembang kol. Buah-buahan yang berserat dan tinggi lemak juga tidak dianjurkan seperti nangka, nanas, durian, dan alpukat.

Makanan dari goreng-gorengan, santan kental, kelapa, tape, dan kue yang gurih juga harus dihindari. “Minuman soda dan alkohol juga tidak boleh,” jelasnya.

Hindari Memasak dengan Cara Digoreng

MEMILIKI diet khusus tidaklah mudah untuk mematuhi. Apalagi makanan yang harus dihindari merupakan makanan yang disenangi sebelumnya. Karena itu perlu cara spesial dalam penyajian sehingga tetap menarik selera makan penderita.

Menurut Idet Haryanto SKM MKes, sebaiknya makanan diberikan dalam porsi kecil tapi sering. Untuk cairan, tetap diberikan. Namun jika ada edema dan asites, harus dibatasi. “Hindari juga pemberian bumbu tajam seperti cabe, merica, pala, dan ketumbar,” ujarnya.

Untuk cara memasak, sebaiknya masaklah dengan cara merebus, mengukus, memanggang, atau membakar. Bila memasak daging, pilihlah daging yang tak berlemak.

Kemudian hindari makanan yang dimasak dengan cara digoreng. Kalaupun harus menggoreng, gunakan minyak kedelai atau minyak jagung untuk menumis.

Untuk memasak sayuran, sebaiknya tidak menggunakan santan kental karena bisa memperparah kondisi penyakit. “Gunakan santan encer tapi dibatasi,” tambahnya.

Terakhir, tetap konsultasi dengan dokter terkait kondisi tubuh. Hindari kelelahan yang bisa memperberat kerja hati.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Siapkan Reformasi Kesehatan

Setelah melakukan reformasi pendidikan pada masa jabatan pertama, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan melakukan reformasi kesehatan pada masa jabatan kedua nanti. “ Saya tengah menyusun reformasi kesehatan dalam buku cetak biru, termasuk dalam program 100 hari nanti akan melakukan banyak agenda bidang kesehatan ”, kata Presiden SBY ketika melantik 17 anggota Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) di Istana Negara Jakarta tanggal 3 September 2009.
Menurut Presiden SBY, periode lima tahun mendatang akan dilakukan reformasi kesehatan gelombang pertama yang meliputi penambahan anggaran kesehatan, kesejahteraan tenaga kesehatan yang bertugas di daerah sangat terpencil, pedalaman dan pulau-pulau terluar dan pembangunan rumah sakit kelas dunia harus dapat diwujudkan.

“Lima tahun mendatang harus kita pastikan Indonesia memiliki world class hospital yang memungkinkan warga negara Indonesia tidak perlu sedikit-sedikit berobat ke luar negeri. Saya percaya layanan kesehatan di dalam negeri dan saya ingin makin berkembang, makin mapan, makin baik fasilitas dan prasarananya. Indonesia tidak kurang pakar di bidang kesehatan, kemampuan dan teknologi kedokteran yang dimiliki. Saya mengajak masyarakat untuk berobat dan melakukan chek-up kesehatan di dalam negeri sendiri“, ujar Presiden SBY.

Presiden selanjutnya menegaskan, dalam lima tahun mendatang Posyandu, Puskesmas dan rumah sakit juga harus diupayakan memiliki perlengkapan semestinya sehingga Saudara kita yang kurang beruntung dapat memperoleh pelayanan gratis melalui program Jamkesmas dan masyarakat yang dicover dengan jaminan kesehatan lain bisa mendapatkan pelayanan kesehatan lebih baik dan bermutu.

Menurut Presiden SBY, kesehatan merupakan hak dasar rakyat, karena itu kesehatan digunakan sebagai ukuran yang digunakan untuk mengukur kualitas hidup manusia selain pendidikan dan pendapatan. Oleh karena itu Presiden minta anggota KKI yang akan bertugas sampai tahun 2014, agar kepercayaan rakyat diemban dengan melaksanakan tugas dengan baik untuk membantu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Presiden juga mengharapkan kepada para dokter dan dokter gigi sebagai kaum professional harus memiliki dua kebutuhan mendasar, yaitu kompetensi dan etika profesionalisme, dua-duanya adalah kebutuhan kembar yang harus dimiliki seorang prefesional.

“Lahirnya KKI untuk memastikan bahwa dua persyaratan yang harus dimiliki dokter dan dokter gigi dapat diwujudkan di negeri ini”, kata Presiden.

Presiden mengingatkan. meskipun lembaga ini berdasarkan UU bersifat otonom, mandiri, independent tetapi harus berada dalam sistem nasional atau aturan yang berlaku di Indonesia.

Anggota KKI periode 2009-2014 yang dilantik sebanyak 17 orang, yaitu : Dr. Yoga Yuniadi, dr, SpJP (K), Dr. Tri Erri Astoeti, drg, M.Kes (Asosiasi RS Pendidikan), Daryo Soemitro, dr, Sp.BS (K) ( Kolegium Kedokteran Indonesia ), Dr. Fachmi Idris, dr, M.Kes, Dr. Wawang Setiawan Sukarya, dr, SpOG (K), MARS, M.H.Kes ( Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia), Dr. H. Bambang S. Trenggono, drg, M.S wakil dari Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Gigi Indonesia, Prof. Dr. Hardyanto Soebono, dr, Sp.KK (K) (Asosiasi Institusi Kedokteran Indonesia ), Azrial Azwar, drg, Sp.BM, I Putu Suprapta, drg, M.Sc (Persatuan Dokter Gigi Indonesia), Afi Savitri Sarsito, drg, Sp.PM ( Kolegium Kedokteran Gigi Indonesia ), Sumaryono Rahardjo, S.E, MBA, Adriyati Rafly, Atika Walujani Moedjiono, Ir. M.P.H (Tokoh Masyarakat), Dr. Laksmi Dwiati, drg, M.M, M.H.A, Mohammad Toyibi, dr, Sp.JP (Departemen Kesehatan), Prof. Dr. Menaldi Rasmin, dr, Sp.P (K), Sri Angky Suekanto, drg, Ph.D (Departemen Pendidikan Nasional).

Hadir dalam pelantikan Ketua MPR RI Dr. H. M. Hidayat Nur Wahid, Wakil Ketua MPR RI, Menkes Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp. JP (K) dan beberapa Menteri Kabinet Indonesia Bersatu serta pejabat tinggi Negara lainnya.

KKI mempunyai fungsi, pengaturan, pengesahan, penetapan, serta pembinaan dokter dan dokter gigi yang menjalankan praktik kedokteran dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan medis dan mempunyai tugas: melakukan registrasi dokter dan dokter gigi, mengesahkan standar pendidikan profesi dokter dan dokter gigi, serta melakukan pembinaan terhadap penyelenggaraan praktik kedokteran yang dilaksanakan bersama lembaga terkait sesuai fungsi masing-masing.

Dalam periode 2005 sampai Agustus 2009 telah diterbitkan Surat Tanda Registrasi (STR) dokter dan dokter gigi sebanyak 104.741 orang dengan rincian : dokter 66.743 orang, dokter spesialis : 18.757 orang, dokter gigi : 18.757 orang dan dokter gigi spesialis 1.431 orang.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 52921669, Call Center: 021-30413700, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id, info@puskom.depkes. go.id, atau kontak@puskom.depkes. go.id.

Sakit Gigi Bisa Ganggu Pertumbuhan Anak

Siti Masnidar

SAKIT gigi mungkin sudah pernah Anda alami. Ketika menyerang, sakitnya sungguh menyiksa. Bahkan ada yang bilang lebih baik sakit hati daripada sakit gigi.

Menurut drg Polisman Sitanggang, penyakit utama gigi berlubang dan gusi sekarang diderita hampir separo anak usia SD. Sangat disayangkan gigi yang baru tumbuh 2-3 tahun sudah berlubang.

Jumlah penderita itu meningkat pada usia mendekati 45 tahun menjadi sekitar 80 persen. “Penyakit gigi kelihatannya sepele, namun sesungguhnya berpengaruh terhadap kesehatan tubuh. Jika anak menderita sakit gigi, dia menjadi tidak bisa belajar, tidur terganggu, dan tidak bisa makan,” katanya.

Padahal, kata Sitanggang, asupan makanan sangat dibutuhkan oleh anak untuk tumbuh dan berkembang. Jika asupan makanan terganggu karena sakit gigi, itu berpengaruh terhadap pertumbuhannya. Dengan demikian, kerugian akibat sakit gigi lebih dari berapa rupiah yang dikeluarkan untuk menambal gigi bearlubang.

Jika tidak segera dihentikan, jumlah penderita penyakit gigi semakin lama semakin banyak. “Masalah ini tidak akan berakhir jika tidak ada edukasi tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut. Kecenderungan di Indonesia jumlah penderitanya memang semakin bertambah. Itu berbeda dari negara-negara lain yang justru semakin berkurang penderitanya,” imbuh Sitanggang.

Selain mengganggu produktivitas, pria yang berpraktik di Jalan Gatot Subroto itu mengatakan, penyakit gigi juga membawa dampak negatif lainnya seperti menghambat karier. Anak-anak yang giginya berlubang dan rusak tidak bisa meniti karier di dunia militer.

Selama ini memang terdapat paradigma salah tentang pemeliharaan kesehatan gigi. Tidak hanya pada masalah waktu menggosok gigi, tapi juga soal cara menggosok. “Perlu ada kampanye dan pesan-pesan kepada masyarakat untuk memberi informasi bahwa memelihara gigi itu tidak sulit. Jika tidak mau, justru akan menimbulkan kesulitan,” terangnya.

Sebagai langkah pencegahan, ada beberapa tindakan sebagai berikut, biasakan menjaga kesehatan gigi dan mulut sejak kecil dengan cara menyikat gigi dengan cara benar dan pada waktu yang benar, yaitu setelah sarapan dan menjelang tidur. Hindarkan anak-anak dari makanan yang manis-manis dan lengket dan gunakan pasta gigi yang mengandung fluoride.
3 September. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beserta rombongan berjalan menuju Desa Cikangkareng Kabupaten Cianjur lokasi korban bencana gempa. (Pusat Komunikasi Publik Depkes RI 2009).

Sering Sakit Kepala, Waspadai Kanker Otak

Viza (50) tidak menyangka akan didiagnosis menderita kanker otak stadium 4 oleh dokter. Padahal selama bertahun-tahun ia tidak pernah merasakan gejala apa pun. Meski ia pernah mengalami sakit kepala, itu dianggap sebagai gejala biasa.

Ia baru memeriksakan diri ke dokter setelah mengalami pingsan berulang-ulang dan mulut mengeluarkan busa. Awalnya keadaan itu disangka hanya gejala keracunan.

Apa yang dialami Viza juga kerap dialami penderita kanker otak lainnya. Kebanyakan mereka baru mengetahui penyakit itu saat kanker yang dialami sudah parah.

Menurut dr Hengky Indradjaja, sering sakit kepala atau bahkan terkadang disertai muntah-muntah, merupakan salah satu gejala penyakit tumor otak yang dapat menyebabkan kanker otak. “Sakit kepala menetap pada daerah itu-itu saja dan muncul tanpa pemicu jelas. Jika di belakang, hanya di situ. Atau sebelah kanan, hanya sebelah kanan,” ujarnya kemarin.

Hengky mengatakan, terdapat perbedaan antara tumor di otak dan tumor di tempat lain. Pada tumor otak dibatasi dengan tulang kepala sehingga terdapat suatu massa akan menekan jaringan otak, apakah itu darah atau tumor. "Nah, proses penekanan di otak itulah yang akan menyebabkan pasien menderita sakit kepala pada awalnya dan juga mengalami muntah-muntah yang proyektil. Maksudnya, pasien muntah tidak sedang makan," ujar mantan kepala Dinas Kesehatan Kota Jambi itu.

Mengenai penyebabnya, Hengky mengaku belum diketahui pasti. Diduga bisa karena adanya kelainan genetik, bawaan sejak lahir seperti craniopharyngioma dan lain-lain, virus, maupun faktor etnis. Itu pun masih belum dipastikan. "Gejala dari penyakit itu tergantung letak tumor itu berada," jelasnya.

Gejala yang umum dapat ditunjukkan berupa sakit kepala dan muntah-muntah. Itu yang proyektil. Kemudian jika mengenai daerah motorik, ada gejala kelemahan anggota gerak sampai kelumpuhan, penurunan penglihatan sampai kebutaan, hilangnya keseimbangan, kesemutan sampai tidak berasa sama sekali, gangguan penciuman, gangguan bicara kalau terkena di area atau pusat bicara, hingga turun kesadaran bila yang terkena batang otak.

Berdasarkan jenisnya, penyakit tumor otak terbagi menjadi dua. Ada tumor jinak, misalnya meningioma, cavernous angioma, astrocytoma grade rendah (1,2), adenoma hipofise, acustic neurinoma; dan tumor ganas glioblastoma.

"Penyakit kanker otak sangat identik dengan tumor ganas. Sebenarnya tumor di otak atau di mana pun tumor itu berada, tumor dibagi menjadi dua bagian, yaitu tumor ganas atau kanker dan tumor jinak," tuturnya.

Sedangkan berdasarkan lokasi, dibagi menjadi dua, yaitu tumor supratentorial dan tumor infratentorial. Artinya, tumor di atas tentorium atau pada otak besar, dan tumor yang ada di bawah tentorium, yakni otak kecil dan batang otak.

Hengky menuturkan, jenis tumor otak yang paling parah di antaranya adalah glioblatoma (astrocytoma grade 4) dan neuroblastoma. Tapi kalau tumor itu letaknya di otak besar, mungkin gejala yang timbul lambat. Nah, jika tumor tersebut terletak di otak kecil, gejalanya akan cepat terlihat.

"Pada tumor jenis glioblastoma, tumor otak lebih sering mengenai otak besar, sedangkan acustic neurinoma akan menyerang saraf pendengaran si penderita, sehingga letaknya di otak kecil," paparnya.

Jika mengalami gejala seperti di atas, sebaiknya segera memeriksakan diri baik CT-scan hingga MRI.
3 September. Tebing berbatuan hancur dan longsor menimpa pemukiman penduduk desa Cikangkareng Kabupaten Cianjur. (Pusat Komunikasi Publik Depkes RI 2009)

Sehat dengan Senam Refleksi

MERANGSANG saraf dalam tubuh tidak hanya bisa dilakukan dengan pijat refleksi. Melalui senam juga bisa. Salah satu yang saat ini populer adalah senam refleksi.

Senam itu bisa menjadi pilihan relaksasi. Tidak hanya itu, juga baik dilakukan bagi orang yang baru pulih dari sakit. Bentuk gerakannya mudah namun langsung memberikan manfaat bagi kebugaran.

Menurut pelatih senam Wiwin bin Adibu, senam ini mudah dilakukan karena gerakannya sebenarnya sering dilakukan. “Bisa dilakukan dari anak-anak hingga orang tua,” ujarnya di Graha Pena Jambi Independent.

Senam refleksi lebih banyak menggunakan gerakan tangan dan jari. Ada 18 gerakan yang dilakukan. Frekuensi gerakan ada yang 4x8 dan 2x8.

Ia menyebutkan, ada gerakan tepuk tangan, tepuk jari, jalin tangan, silang ibu jari, adu sisi kelingking, adu sisi telunjuk, ketok pergelangan, ketok nada, tekan jari-jari, buka dan mengepal, menepuk punggung tangan, menepuk lengan dan bahu, menepuk pinggang, menepuk paha, menepuk samping betis, jongkok berdiri, menepuk perut, dan kaki jinjit. “Semua menggunakan tangan,” imbuh Wiwin.

Apa saja manfaat gerakan itu? Dosen Porkes Unja tersebut mengatakan, ada banyak manfaat gerakan tersebut. Ia mencontohkan, gerakan tepuk tangan bermanfaat merangsang kesadaran otak, mencegah strok dan penyakit saraf lainnya.

Gerakan tepuk jari bisa mendorong sirkulasi darah ke seluruh tubuh. Sementara jalin tangan dapat melancarkan pembuluh nadi dan pembuluh darah balik. Silang ibu jari bisa menyembuhkan penyakit gigi, lidah mata, hidung, dan kuping. Adu jari kelingking berguna untuk mencegah penyakit jantung dan lain-lain. Adu sisi telunjuk bisa mencegah liver, paru-paru, limpa, dan ginjal. Masih banyak lagi manfaat yang lain.

Secara umum gerakan itu mampu merangsang saraf di sekitar tangan yang banyak berhubungan dengan organ-organ dalam tubuh. “Selain itu juga bisa untuk relaksasi dan menghilangkan pegal. Termasuk masuk angin,” ujarnya.

Gerakan lainnya bahkan bisa membantu meningkatkan vitalitas.

Cegah Cacar dengan Vaksinasi

UNTUK menangani gejala cacar, yang terpenting adalah memperkuat imunitas. Salah satunya dengan pemberian gizi yang baik bagi penderita. Pada masa pengobatan, sebaiknya penderita juga dipisahkan sehingga tidak menularkan ke orang lain di sekitar.

Menurut dr Hengky Indradjaja, memang ada vaksinasi yang bisa dilakukan untuk mencegah cacar. Hanya saja, di Indonesia vaksinasi cacar air belum lazim dilakukan.

Vaksinasi biasanya diberikan pada anak umur 12-15 bulan. Untuk memperkuat kekebalan, vaksinasi hendaknya diulang di usia 4-6 tahun. “Vaksinasi efektif mencegah 70-80 persen kasus ringan dan 95 persen kasus sedang berat,” ujarnya.

Untuk meringankan gejala, beberapa tindakan yang perlu dilakukan adalah memberikan minum yang banyak. Gunakan kompres dingin untuk meringankan gatal. Juga jaga tubuh tetap kering.

Kemudian berikan makanan dingin dan lunak, karena benjolan di mulut dapat menyulitkan makan dan minum. Hindari makan makanan yang asam dan asin, misalnya jeruk atau asinan. “Juga tidak boleh memecahkan benjolan atau menggaruk-garuknya, karena akan meninggalkan bekas jika telah sembuh.”

Untuk pengobatan, tergantung gejalanya. Pemberian parasetamol untuk meringankan demam dan nyeri. Antibiotic tidak selalu diberikan kecuali ada infeksi sekunder. Termasuk pemberian salep antigatal. “Semua ini harus berdasarkan konsultasi dari dokter,” pungkasnya.

Menkes dan Mendag RI Menjadi Model dalam Gelar Batik Nusantara 2009

Dalam peragaan busana biasanya menampilkan artis sebagai model tetapi kali ini yang menjadi model adalah Menteri Kesehatan RI, Dr.dr. Siti Fadilah Supari Sp.JP (K) dan Menteri Perdagangan RI, Dr. Mari Elka Pangestu pada acara peragaan busana Gelar Batik Nusantara (GBN) 2009 di Jakarta Convention Center, 26/08, 2009.

Tampil juga sebagai model, Istri Para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, para Duta Besar Negara Sahabat, para Istri Duta Besar, serta wakil dari pengurus Yayasan/Perhimpunan yang peduli terhadap potensi kerajinan tradisional dalam negeri serta dihadiri Ibu Negara Hj. Ani Bambang Yudhoyono

Dalam sambutannya Ny. Ani Yudhoyono mengatakan bahwa batik adalah hasil karya turun menurun dan warisan kebudayaan bangsa Indonesia. Usaha batik menjadi kegiatan ekonomi rakyat yang mempunyai kedudukan, potensi dan peran strategi untuk mewujudkan struktur perekonomian nasional yang semakin seimbang. Gelar Batik Nusantara ( GBN ) merefleksikan kepedulian untuk melestarikan dan mengembangkan seni berbusana bangsa Indonesia, khususnya dalam acara resmi maupun acara adat istiadat.

Dalam acara yang berlangsung tanggal 26 sampai 30 Agustus 2009, diisi acara Pelatihan Membatik, Lomba Disain Busana Batik, Pojok Pengenalan Batik, Peragaan Busana, Hiburan Musik, Penjualan Langsung diikuti oleh 400 perusahaan yang menempati 300 stand, Demo Produk, dan Talk Show.

GBN diselenggarakan Yayasan Batik Indonesia bersama mitra PT. Mediatama Binakreasi serta didukung oleh Departemen Perdagangan RI, Departemen Perindustrian RI, Departemen Luar Negeri RI, Bank Mandiri, Wataprema, dan Cita Tenun Indonesia diharapkan menjadi ajang pengembangan budaya sekaligus promosi pemasaran produk batik kepada masyarakat Indonesia maupun mancanegara, ungkap Edik Ratna Suryosuyanto Ketua Pelaksana GBN 2009.

Selain itu juga dilakukan penyerahan penghargaan Ketua Umum YBI, Jultin Ginandjar Kartasasmita kepada 5 orang pengrajin batik yang sudah puluhan tahun mendedikasikan dirinya untuk membatik, yaitu Ny. Abdul Bari dan Ny. Dasimah dari Bantul, Ny. Ipoh Latifah, Ny. Enok Sukanah, dan Ny. Ecin Kuraesih dari Tasikmalaya.

Penghargaan juga diberikan kepada para Bupati dan Walikota yang di wilayahnya terdapat sekolah yang menyelenggarakan ekstrakurikuler “ Membatik” untuk siswa/siswi yang disampaikan Mendiknas RI, Prof. Dr. Bambang Sudibyo, kepada Djoko Widodo (Walikota Surakarta), Mohamad Basyir Ahmad (Walikota Pekalongan), H. Dedi Supardi (Bupati Cirebon), Subardi (Walikota Cirebon), H. Irianto M.S. Syaifiudin (Bupati Indramayu), H. Moch Salim (Bupati rembang), Drs. H.M. Idham Samawi (Bupati Bantul), Harry Zudianto (Walikota Jogyakarta), Syahrul Effendi (Walikota Jakarta Selatan). Sedangkan penghargaan tertinggi dalam bidang seni “Kriya Pusaka” secara terhormat diberikan oleh Ibu Negara kepada pemerhati batik, Joop Ave.

GBN dilaksanakan secara berkala dua tahun sekali dan tahun ini adalah yang keenam kalinya mengangkat tema batik forever, dengan konsep galeri dan pameran eksklusif yang menampilkan gaya dengan sasaran membangun kesadaran masyarakat khususnya kaum muda sebagai pengguna dan penggemar batik tradisional Indonesia.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 52921669, Call Center: 021-30413700, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id, info@puskom.depkes. go.id, atau kontak@puskom.depkes. go.id.

Dirilis dari: info@puskom.depkes.go.id

Melatih Otak dengan Brain Gym

SENAM tidak hanya untuk kebugaran tubuh, tapi juga bisa mengasah otak. Salah satunya dengan gerakan-gerakan ringan dari senam otak atau dikenal sebagai brain gym. Dengan senam itu, kita bisa merangsang jaringan saraf sehingga fungsi-fungsinya bisa lebih optimal. Tentu itu akan dapat meningkatkan konsentrasi, ketajamaan memori, kemampuan baca-tulis, kegembiraan, dan pemulihan energi.

Menurut Wiwin bin Adibu, lulusan Fakultas Keolahragaan Universitas Negeri Jakarta (UNJ), brain gym bisa dilakukan semua usia. Senam itu juga bisa menjadi pilihan bagi anak-anak agar fungsi otak mereka lebih optimal. “Makanya sangat cocok digunakan di sekolah, terutama oleh guru kepada anak muridnya atau para karyawan yang mengalami stres atau kelelahan saat bekerja,” ujar Wiwin saat berkunjung ke Graha Pena Jambi kemarin.

Brain gym diciptakan oleh oleh Paul Dennison PhD bersama istrinya, Gail Dennisoal. Penelitian mereka kemudian membawa pada kinesiologi yaitu ilmu yang mempelajari gerakan fisik dan kaitannya dengan fungsi otak.

Wiwin menjelaskan, otak terdri atas otak kiri dan kanan. Otak kiri berfungsi untuk berpikir secara logis, rasional, analitis. Sedangkan otak kanan lebih intuitif, merasakan, memadukan, ekspresif, dan kesan umum. Kedua belahan otak itu sendiri dihubungkan oleh corpus callosum. “Proses berpikir baru optimal jika kedua otak bekerja. Misalnya, ketika kita membaca, otak kiri memroses kata dan otak kanan memahami hal yang tersirat dalam kata. Jadi saat membaca cerita, kita menjadi sedih,” ujarnya.

Terkait brain gym, sumbangan terpenting Dennison adalah memetakan gerakan-gerakan tertentu untuk memadukan fungsi otak kanan dan kiri secara lintas belahan menjadi fungsi yang terpadu. Gerakan-gerakan tersebut disebut dennisoan laterality (DLR). “DLR terbukti membantu setiap orang untuk mencapai tingkat optimal kemampuan masing-masing,” terang Wiwin.

Secara umum, lanjut Wiwin, manfaat brain gym dibagi dalam tiga bagian dilihat dari gerakan. Pertama, gerakan lintas belahan (crossing the midline). Gerakan itu penting untuk fungsi membaca, menulis, dan sebagainya.

Kedua, gerakan untuk memperkuat daya tahan beraktivitas (lengthening activities). Gerakan itu membantu menggali hasil-hasil belajar seperti mengerjakan ujian, berpidato, menulis kreatif, dan sebagainya.

Terakhir, gerakan relaksasi pemulih energi. Gerakan tersebut membantu memulihkan tubuh dan pikiran dari stres dan kelelahan.

Depkes Kirimkan Tim Atasi KLB Diare

Untuk membantu penanganan kejadian luar biasa (KLB) Diare di Kec. Cisarua, Caringin dan Cigudeg, Kab. Bogor, Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Departemen Kesehatan mengirimkan tim ( Sub Dit Diare, Sub Dit Surveilans dan Penyehatan Lingkungan) ke lokasi terjadinya KLB dengan membawa serta bantuan logistik dan obat-obatan yang dibutuhkan. Tim akan berangkat hari Sabtu, tanggal 29 Agustus 2009.

Sampai dengan tanggal 27 Agustus 2009, berdasarkan pemantauan yang dilakukan Sub Direktorat Surveilans Epidemiologi Ditjen P2PL Depkes terjadi kejadian luar biasa (KLB) Diare di Kec. Cisarua (154 orang), Kec. Caringin (41 orang) dan Kec. Cigudeg (147 orang) dengan jumlah kasus 342 orang. Para penderita telah memperoleh pelayanan pengobatan masing-masing rawat inap di RS. M Gunawan Parto Widigdo Cisarua, rawat jalan dan rawat inap di Puskesmas Cisarua serta rawat jalan di Puskesmas Cibulan, kata Drg. Tri Wahyu Harini, MM, Mkes, Kepala Dinas Kesehatan Kab. Bogor.

Menurut Tri Wahyu, untuk mempercepat pengobatan para penderita Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor juga mendirikan Posko Penanggulangan Diare di Puskesmas Cisarua, droping obat-obatan dan logistik, pelacakan penderita baru, kaporisasi sumber air bersih, koordinasi dengan RS. M Gunawan Parto Widigdo Cisarua, penyuluhan tentang perilaku hidup bersih (PHBS) mengenai pencegahan dan penanganan penyakit diare serta monitoring perkembangan kasus. Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 52921669, Call Center: 021-30413700, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id, info@puskom.depkes.go.id, kontak@puskom.depkes.go.id.

Dirilis dari: info@puskom.depkes.go.id

Hindari Keintiman Berlebihan saat Pacaran

HASIL survei di plaza dan mal di Jakarta menyebutkan, 42 persen dari remaja berusia 13-20 tahun pernah mengadakan hubungan seks di luar nikah. Temuan itu mengejutkan. Temuan lain, 2,6 juta orang melakukan aborsi setiap tahun. 700 ribu adalah remaja kurang dari usia 20 tahun.

“Makanya persoalan seks bebas harus mendapatkan penanganan serius. Tidak hanya dari orangtua, guru, tapi juga remaja itu sendiri,” ujar dr Asianto Supargo SpKJ dalam seminar kesehatan reproduksi yang digelar IIDI, Sabtu (18/7).

Menurutnya, ada beberapa efek negatif hubungan seks bebas. Pertama, kehamilan remaja dalam kesehatan fisik dan psikologis dalam kehidupan sosial dan masa depan.

Dikatakan, pada kehamilan remaja rentan terjadi di antaranya anemia, kemacetan persalinan karena tulang pinggul yang kurang sempurna, kematian bayi, trauma psikis, depresi, dan isolasi dari pergaulan.

Dalam kehidupan sosial, remaja gagal menikmati masa remaja, penolakan masyarakat, aib keluarga, stempel “anak bejat”, melanggar etik dan moral, dan melanggar ajaran agama.

Untuk masa depan remaja, muncul rasa berdosa, berusaha menggugurkan kandungan, kawin paksa, ketidakbahagiaan, hingga perceraian.

Untuk itu, perlu usaha menghindari hubungan seks pranikah. “Untuk menghindarinya, benteng utama adalah diri sendiri, yakni peribadi masing-masing, terutama remaja putri,” jelas Asianto.

Kemudian menjunjung tinggi ajaran agama, nilai-nilai etika dan moral, memahami berbagai efek negatif yang akan timbul, menghargai nilai diri pribadi, dan menghindari kondisi dan situasi yang bisa mengarah ke hubungan seks pranikah.

Ada beberapa usaha untuk menghindari kondisi dan situasi “berbahaya” waktu pacaran. Pertama, terkait keintiman dan waktu. Semakin banyak waktu yang dihabiskan bersama pacar, risiko terjadi keadaan berbahaya lebih mudah terjadi. “Awalnya hanya jalan biasa, pegangan tangan, hingga hubungan seks pranikah,” jelasnya.

Kedua, keintiman dan tempat. Pada tempat terbuka, keintiman masih bisa dihindari. Masuk ke tempat biasa seperti bioskop, keintiman akan mulai terjadi. Jika berlanjut ke tempat tertutup, berisiko ke arah seks pranikah.

Ketiga, adanya rangsangan. Pada pria, rangsangan bisa dari mata. Pada wanita, melalui rabaan, pelukan, ciuman, hingga rayuan. “Meski gombal, wanita biasanya suka dirayu,” ujarnya.

Pada tahap lanjut, rangsangan yang diberikan, yang mendapat respons dari pasangan, bisa mencapai titik balik. Pada titik itu, baik pria dan wanita bisa masuk ke hubungan terlarang. “Makanya faktor risiko harus dihindari,” pungkasnya.

Tim Medis RS Persahabatan Berhasil Operasi Hernia Diafragmatika

Tim medis Rumah Sakit Umum Persahabatan yang dipimpin dr. Julli N Kasie Sp.A berhasil melakukan operasi Hernia Diafragmatika tipe Morgagni’s terhadap Lulu Sekar Rahayu (4 bulan) anak pasangan suami istri Ny. Yanti (28 th) dan Tn. Juwatin (28 th) pada tanggal 13 Agustus di Jakarta.

Hal itu disampaikan dr. Clemen Manyahori Sp.Paru, Direktur Pelayanan Medik Rumah Sakit Umum Persahabatan pada jumpa pers tanggal 21 Agustus 2009 di RS Persahabatan.

Menurut dr. Clemen, dalam menjalankan tugasnya dr. Julli N Kasie, Sp.A, dibantu dr. Agung Wibawanto, Sp.BKTV, dr. M. Arman Sp. BKTV, dr. Jalil, Sp.An, dr. Renis Sp.Rad dan dr. Emma Nurhema Sp.A,. Kelainan kongenital Hernia Diafragmatika Morgagni’s adalah kelainan bawaan pada organ diafragma, yaitu adanya lubang pada diafragma yang mengakibatkan isi rongga perut seperti lambung, usus dan hati masuk (terhisap) ke dalam rongga dada sebelah kiri sepanjang 6 cm. Kasus ini pertama kali terjadi di RS Persahabatan dan jarang terjadi di Indonesia. Angka kesakitannya 1 per 100.000 kelahiran dengan total kasus berkisar (3 - 4 %), ungkap dr. Agung. Ditambahkan, tim dokter memutuskan untuk segera melakukan tindakan operasi meskipun berat badan bayi dibawah normal akibat dari asupan makanan yang rendah karena lambung tidak dapat menampung makanan dalam jumlah sewajarnya. Jika operasi tidak segera dilakukan dikhawatirkan akan semakin memperburuk kondisi dari si bayi, tegas dr. Agung. Ketika lahir pada 29 Maret 2009, Lulu ditolong bidan berada dalam kondisi normal dengan berat badan 3 kg dan panjang badan 50 cm. Pada 24 Juli 2009 pukul 12.30, ia dibawa ke rumah sakit dalam kondisi kurang baik, disertai batuk berulang, sesak napas, napas cepat, wajah membiru dan status gizi buruk (BB 3,8 kg/58 cm), ungkap Ketua tim medis RS Persahabatan. Pada pemeriksaan fisik ditemukan gambaran infeksi pada kedua paru-paru dan didapati adanya gambaran usus dan isi perut yang berada di dalam rongga dada. Hasil laboratorium darah menunjukkan adanya gambaran infeksi serius sehingga didiagnosis sebagai gangguan saluran pernapasan yang berat yaitu pneumonia, adanya hernia diafragmatika dan kegagalan pertumbuhan. Selama 19 hari sesudah kedatangan ke rumah sakit, dilakukan upaya penanganan keadaan umum pasien yang kemudian dilanjutkan dengan operasi untuk menurunkan isi rongga perut ke kembali ke tempat yang seharusnya, kata dr. Julli. Pasca operasi dilakukan perawatan intensif terhadap bayi Lulu, diantaranya yaitu melakukan pencegahan infeksi, memberikan terapi sesuai program, memberikan PASI dan ASI, dan mengganti balutan luka operasi sesuai protab yang berlaku. Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 52921669, Call Center: 021-30413700, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id, info@puskom.depkes. go.id, kontak@puskom.depkes.go.id.

Dirilis dari: info@depkes.go.id

Penggunaan Suplemen Harus Ada Indikasi

Siti Masnidar

SUPLEMEN mampu melengkapi kekurangan zat gizi untuk menjaga vitalitas tubuh, termasuk bagi anak-anak. Hanya saja, penggunaannya harus berdasarkan indikasi. Jangan sampai ada ketergantungan terhadap suplemen ini.

Menurut dokter spesialis anak Sabar Hutabarat, orangtua sering salah kaprah soal penggunaan suplemen bagi anak-anak, sehingga ada yang memberikan suplemen itu secara terus-menerus. Padahal selama anak mengonsumsi susu dan makan dengan gizi seimbang, suplemen tidak diperlukan. “Penggunaan suplemen tetap harus ada indikasi, baik untuk daya tahan tubuh maupun vitamin-vitamin,” ujarnya saat ditemui di apotek Permata Hati di Simpangpulai, baru-baru ini.

Obat Suplemen dapat berupa vitamin, elemen mineral, atau zat gizi lain seperti asam lemak, asam amino, dan zat esensial lain semisal serat. Termasuk di dalamnya bahan berkhasiat yang biasa berasal dari alam.

Ia mencontohkan, pada anak dalam kondisi sakit atau sedang dalam masa pemulihan, penggunaan suplemen memang dibutuhkan. Dalam kondisi itu, makanan suplemen dibutuhkan untuk membantu mencukupi pemenuhan zat gizinya. “Terlebih lagi jika nafsu makan belum baik,” ujarnya.

Pemberian suplemen kesehatan juga disarankan bila menu harian anak kurang lengkap atau nafsu makan anak menurun.

Sebenarnya saat ini banyak vitamin dan zat lain untuk daya tahan tubuh yang dimasukkan dalam kandungan susu. Tidak perlu lagi mencari suplemen lain untuk anak-anak selama mau minum susu. “Apalagi jika makannya lancar,” jelasnya.

Tapi kalaupun harus menggunakan, cermati kandungan yang ada dalam obat tersebut. Ada vitamin yang larut dalam air dan ada yang tidak. Yang larut dalam air, jika berlebihan, akan tetap dikeluarkan oleh tubuh melalui air seni. “Tapi yang tidak akan tetap di tubuh, makanya penggunaan jangka panjang tidak dianjurkan,” jelasnya.

Saat ini di pasaran juga telah banyak beredar suplemen kesehatan yang berasal dari herbal. Selama suplemen kesehatan yang terbuat dari herbal itu benar-benar murni herbal, tanpa kandungan zat kimia, penggunaan suplemen untuk jangka waktu tertentu tergolong aman.

Terlebih lagi herbal bermanfaat untuk mereduksi kolesterol dan mengandung serat. Herbal sangat dianjurkan bagi anak-anak yang kekurangan serat. Antioksidan juga terkandung dalam herbal.

Antioksidan berfungsi menurunkan kadar oksidan yang memicu radikal bebas, mengingat anak-anak sangat menggemari makanan junk food. Terbukti meski masih berusia belia, tidak sedikit anak-anak yang menderita kolesterol tinggi.

Kenali Jenis Suplemen yang Digunakan

DALAM dunia kedokteran, suplemen kesehatan digolongkan sebagai nutraceutical. Sementara obat-obatan termasuk pharmaceutical. Berbeda dari obat-obatan yang harus diuji efektivitasnya secara klinis lewat serangkaian prosedur, suplemen tidak perlu melalui uji klinis seperti itu.

Karena itu, sebelum memberikan obat suplemen kepada anak, ada beberapa hal yang harus dicermati. Pastikan mengetahui kebutuhan anak akan obat suplemen yang dibutuhkan. Berikan suplemen yang memang khusus diformulasikan untuk anak dan mudah dikonsumsi.

Bagi anak yang tengah mengidap penyakit tertentu, pemberian suplemen tidak menyebabkan kontraindikasi dengan obat untuk penyakitnya. Ketika anak mengonsumsi suplemen, selanjutnya lakukan evaluasi efek suplemen secara periodik.

Orangtua pun harus mempertimbangkan secara cermat kandungan zat-zat gizi dalam makanan suplemen. Kenali pula istilah pada label suplemen, di antaranya asam askorbat yang artinya vitamin C, alphatocopherol adalah vitamin E, sedangkan kalsiferol adalah nama lain untuk vitamin D.

Aturan pemakaian agar efektif, tanggal kedaluwarsa maupun registrasi tidak boleh luput dari perhatian. Akan lebih baik bila memilih suplemen yang tidak mengandung zat pengawet, pewarna, maupun zat tambahan lain.

Pastikan kandungan produk tersebut benar-benar sesuai keterangan pada kemasannya. Ada produk yang mengaku tidak mengandung zat pengawet, tapi dalam komposisinya ternyata tercantum nama asam tertentu yang termasuk dalam kategori zat pengawet.

Menkes Resmikan Bakti Sosial Operasi Hernia, Bibir Sumbing dan Katarak

“Saya atas nama pemerintah mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kepedulian RCTI dalam membantu program pemerintah. Saat ini pemerintah mempunyai program Jamkesmas yaitu pelayanan kesehatan gratis untuk masyarakat miskin. Seharusnya semua orang miskin sudah tertampung dalam program ini, tetapi kenyataannya masih banyak warga yang membutuhkan operasi bibir sumbing, hernia dan katarak belum tertampung program Jamkesmas”.

“Saya tidak tahu bagaimana pimpinan daerah dalam menentukan orang miskin yang seharusnya memperoleh Jamkesmas, tetapi tidak mendapatkanya”, ujar Menkes Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp. JP (K) ketika meresmikan program Sosial Kemasyarakatan Jalinan Kasih RCTI di halaman RCTI Kebon Jeruk, Jakarta tanggal 19 Agustus 2009.

Menkes menyatakan terkejut mendengar laporan bahwa selama 8 kali Program Jalinan Kasih RCTI dilaksanakan telah melakukan operasi sebanyak 1.860 orang dengan bermacam-macam kelainan. Barangkali diantara pasien yang memerlukan operasi ini juga peserta Jamkesmas. “ Mereka ini tergolong miskin tidak, tetapi kaya juga tidak “ ujar Menkes. Menkes berharap selain RCTI, perusahaan swasta lainnya juga mempunyai program serupa untuk menolong masyarakat kita yang kurang beruntung. Sementara itu Hary Tanoesoedibjo, Presiden & CEO Global Mediacom sekaligus Dewan Pembina Jalinan Kasih RCTI mengatakan, program Jalinan Kasih ini sudah delapan kali diadakan. Pada bakti sosial ke-8 ini dilakukan operasi sebanyak 174 pasien terdiri dari 54 pasien hernia, 57 pasien katarak dan 55 pasien bibir sumbing. Mereka berasal tidak saja dari Jabodetabek, tetapi juga Tegal, Purworejo bahkan dari Flores. Pasien bibir sumbing dan hernia adalah pasien anak-anak berusia minimal 3 bulan untuk bibir sumbing dan maksimal 12 tahun bagi penderita hernia. Sementara untuk operasi katarak ditujukan bagi pasien usia dewasa. Di usianya yang menginjak dua dasawarsa, RCTI melalui Jalinan Kasih terus meningkatkan program kemasyarakatan bidang kesehatan. Dalam bakti sosial ini Jalinan Kasih RCTI bekerja sama dengan RS Mata AINI dan RS Royal Progress Sunter, ujar Hary. Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks: 021-5223002 dan 52960661, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id.

24 Agustus, Menkes menerima bintang penghargaan LVRI (Legiun Veteran Republik Indonesia) yang diserahkan ketua umum LVRI, Letjen TNI (Purn) Rais Abin, didampingi Sekjen LVRI, Mayjen TNI (Purn) HEM Achir. (Pusat Komunikasi Publik Depkes RI 2009)

Kenali Gejala Awal Keguguran

Setiap pasangan suami-istri pasti menginginkan memiliki buah hati. Apalagi pasangan yang baru menikah. Hal itu juga dirasakan Maria (25). Setelah tiga bulan menikah, ia dinyatakan positif hamil.

Namun kebahagiaan itu hanya sesaat. Baru dua bulan usia kehamilan, ia mengalami pendarahan dan akhirnya harus kehilangan janinnya. “Kata dokter karena kecapaian,” ujarnya.

Apa yang dialami Maria juga sering dialami pasangan suami-istri lainnya. Keguguran menjadi ancaman bagi wanita hamil. Apa sebenarnya yang menyebabkan?

Menurut dr Teddy Rochantoro SpOG, penyebab keguguran bervariasi dan biasanya tidak dapat diidentifikasi khusus. Umumnya keguguran selama trimester pertama disebabkan kelainan kromosom. “Kelainan bisa karena adanya permasalahan pada sel telur atau pada sperma,” katanya di Rumah Sakit Theresia.

Penyebab lain bisa permasalahan hormonal, infeksi, atau adanya masalah pada kesehatan ibu hamil. Ada juga yang disebabkan gaya hidup (misalnya merokok, konsumsi obat, kurang gizi, konsumsi kafein berlebihan, dan paparan radiasi atau zat beracun). “Atau proses menempelnya sel telur dalam rahim yang tidak sempurna atau tidak berlangsung dengan benar,” lanjut Teddy.

Kemudian faktor usia juga memengaruhi. Termasuk trauma yang dialami ibu hamil. “Ditambah beberapa faktor yang belum terbukti secara ilmiah, namun sering dikaitkan sebaagi penyebab keguguran, yakni aktivitas seksual saat hamil, bekerja (kecuali bekerja di lingkungan yang berbahaya), atau olahraga ringan,” tandasnya.

Secara umum, setiap ibu hamil memiliki kemungkinan mengalami keguguran. Ibu hamil akan mengalami keguguran berkisar 10–20 persen, dan pada banyak kasus rata-rata keguguran pada ibu hamil mencapai 15–20 persen.

Dikatakan, semakin tua usia ibu hamil, risiko dan kemungkinan terjadi keguguran semakin besar. Ibu hamil sampai usia 35 tahun memiliki kemungkinan keguguran sekitar 15 persen, kemudian ibu hamil usia 35–45 tahun memiliki risiko sekitar 20–35 persen, dan ibu hamil usia di atas 45 tahun memiliki risiko sampai 50 persen. “Sedangkan ibu hamil yang pernah mengalami keguguran juga akan memiliki risiko keguguran 25 persen terjadi keguguran kembali pada kehamilan selanjutnya, sedikit lebih tinggi daripada yang belum pernah mengalami keguguran,” kata Teddy. Karena itu, untuk kasus ibu hamil yang sudah pernah mengalami keguguran, perlu penanganan khusus.

Lalu apa saja gejala awal yang bisa menyebabkan keguguran? Teddy mengatakan, gejala bisa dalam bentuk sakit perut di bagian bawah, nyeri/pegal/sakit punggung sedang sampai parah, lebih parah dari nyeri saat menstruasi normal, berat badan menyusut, keluar lendir putih-pink, kontraksi yang menyakitkan yang terjadi setiap 5–20 menit.

Juga keluar bercak darah merah terang atau kecokelatan. 20-30 persen dari kehamilan biasanya mengalami keluar bercak darah pada awal kehamilan. “Tapi biasanya 50 persen akan kembali normal dan dapat melanjutkan kehamilan. Selanjutnya keluar selaput atau semacam jaringan dari vagina,” tandasnya.

Teddy juga menjelaskan, penting mengetahui jenis-jenis keguguran agar dapat membedakan dan menemukan tindakan yang tepat. Di antara keguguran, ancaman keguguran (threatened miscariage): pendarahan yang disertai tegang pada punggung bagian bawah. Mulut rahim tetap tertutup. Pendarahan dapat disebabkan menempelnya kantung dan calon janin pada dinding rahim.

Selanjutnya ada keguguran tak sempurna (incomplete miscarriage): perut dan punggung sakit disertai pendarahan dengan pembukaan mulut rahim.

Proses keguguran itu dapat terjadi dengan pembukaan leher rahim atau gugur dan keluarnya sebagian jaringan. Pendarahan dan sakit punggung akan terus terjadi selama keguguran tersebut belum terjadi secara sempurna.

Ada juga keguguran sempurna (complete miscarriage): keguguran sempurna terjadi bila seluruh embrio hasil pembuahan keluar dari rahim melalui vagina. Pendarahan, nyeri, dan tegang punggung berkurang drastis.

Secara Kumulatif Kasus Positif Influenza A H1N1 Mencapai 872 Orang

Badan Litbangkes Depkes tanggal 16 Agustus 2009, melaporkan hasil konfirmasi laboratorium positif influenza A H1N1 sebanyak 18 orang, 1 orang diantaranya meninggal, pasien ini memiliki gangguan kesehatan dan hasil laboratorium menunjukkan H1N1. Dengan tambahan kasus baru tersebut secara kumulatif kasus positif influenza A H1N1 berjumlah 872 orang, 4 orang diantaranya meninggal, kata Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P (K), MARS, Dirjen P2PL Depkes.
Prof. Tjandra menjelaskan, penyakit influenza A H1N1 ditularkan melalui kontak langsung dari manusia ke manusia lewat batuk, bersin atau benda-benda yang pernah bersentuhan dengan penderita, karena itu penyebarannya sangat cepat namun dapat dicegah.

Cara yang efektif untuk mencegah yaitu menjaga kondisi tetap sehat yakni makan dengan gizi seimbang, beraktivitas fisik/berolahraga, istirahat yang cukup dan berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Diantaranya, mencuci tangan dengan sabun atau antiseptik, bila batuk dan bersin tutup hidung dengan sapu tangan atau tisu. Jika ada gejala Influenza minum obat penurun panas, gunakan masker dan tidak ke kantor/sekolah/tempat-tempat keramaian serta beristirahat di rumah selama 5 hari. Apabila dalam 2 hari flu tidak juga membaik segera ke dokter, ujar Prof. Tjandra.

Upaya kesiapsiagaan tetap dijalankan pemerintah yaitu: penguatan Kantor Kesehatan Pelabuhan (thermal scanner dan Health Alert Card wajib diisi); penyiapan RS rujukan; penyiapan logistik; penguatan pelacakan kontak; penguatan surveilans ILI; penguatan laboratorium, komunikasi, edukasi dan informasi dan mengikuti International Health Regulations (IHR).

Disamping itu juga dilakukan community surveilans yaitu masyarakat yang merasa sakit flu agak berat segera melapor ke Puskesmas, sedangkan yang berat segera ke rumah sakit. Selain itu, clinical surveilans yaitu surveilans severe acute respiratory infection (SARI) ditingkatkan di Puskesmas dan rumah sakit untuk mencari kasus-kasus yang berat. Sedangkan kasus-kasus yang ringan tidak perlu dirawat di rumah sakit, tambah Prof. Tjandra.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 52921669, Call Center: 021-30413700, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id, info@puskom.depkes.go.id, kontak@puskom.depkes. go.id.

Dirilis dari: info@puskom.depkes.go.id

Menkes Serahkan Penghargaan dan Hadiah kepada 132 Nakes Teladan Nasional 2009

Semua Tenaga Kesehatan adalah pahlawan bangsa, kata Menkes Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp. JP (K) ketika menyerahkan penghargaan dan hadiah kepada 132 Tenaga Kesehatan Puskesmas Teladan Tingkat Nasional tanggal 15 Agustus 2009 malam di Kantor Depkes Jakarta.

“Penghargaan pemerintah tidak hanya untuk 132 Nakes Teladan yang hadir di sini, tetapi untuk semua tenaga kesehatan teladan yang terpilih di masing-masing daerah. Bahkan puluhan ribu tenaga kesehatan yang bekerja di Puskesmas yang telah bekerja dengan baik dan menunjukkan prestasi kerja yang tinggi, Namun tidak mungkin semuanya ditetapkan secara formal sebagai Teladan Tingkat Nasional “, ujar Dr. Siti Fadilah Supari.

Menkes menyatakan, para Nakes Teladan telah bekerja dengan menggunakan nilai-nilai yang ditetapkan yaitu bekerja pro rakyat, cepat dan tepat, kerja sama tim yang kompak, integritas serta transparan dan akuntabel. “Selama Saudara bekerja dengan lima nilai dasar itu, hasilnya akan selalu baik”, ujar Dr. Siti Fadilah. Sudah banyak hasil pembangunan kesehatan yang dicapai yaitu pelayanan kesehatan sudah semakin baik dan masyarakat sudah semakin sehat. Namun, kondisi itu masih belum optimal karena masih adanya kesenjangan status kesehatan yang besar antar wilayah, antara masyarakat miskin dan kaya serta status kesehatan kita dibandingkan dengan Negara lain, tambah Menkes. Tantangan itu bertambah berat dengan meningkatnya berbagai masalah baru seperti demam berdarah, HIV/AIDS, flu burung, influenza A H1N1 dan lain-lain yang mengakibatkan meningkatnya angka kesakitan penduduk sehingga menambah beban pelayanan kesehatan, ujar Menkes. Untuk mengatasi tantangan itu, kata Menkes, Depkes telah menetapkan visi “Masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat dan misi “ Membuat Rakyat Sehat”. Untuk mencapai itu dilaksanakan dengan empat strategi utama yaitu: menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat, meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, meningkatkan system surveilans, monitoring dan informasi kesehatan serta meningkatkan pembiayaan kesehatan, ujar Menkes. Menkes menambahkan, strategi utama itu dijabarkan dalam 17 sasaran diantaranya yang menjadi unggulan adalah desa siaga di setiap desa dan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin. Pengembangan desa siaga adalah pemikiran yang luhur. Melalui desa siaga kita mengembangkan masyarakat agar mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam mengatasi masalah kesehatan. Konsepnya, sehat harus tumbuh dari masyarakat itu sendiri. Perilaku hidup sehat, hidup di lingkungan yang sehat serta tahu kemana harus minta bantuan atau harus merujuk bila ada masalah kesehatan yang dikembangkan secara berkelompok atau dalam satu keluarga. Pengembangan desa siaga tidak hanya melalui pembentukan Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) tetapi peningkatan pemberdayaan masyarakat sehingga masyarakat ikut memikirkan jalan keluar dalam mengatasi masalah kesehatan di wilayahnya, ujar Menkes. Bila tenaga kesehatan di Desa belum tersedia, diupayakan agar tenaga kesehatan di Puskesmas atau Puskesmas Pembantu secara periodik datang memberikan dukungan pelayanan di Poskesdes. Untuk daerah yang belum bisa menempatkan Nakes secara mandiri, Depkes secara bertahap akan membantu penempatan tenaga yang dibutuhkan. Sedangkan daerah yang belum bisa menyediakan bangunan khusus, diharapkan menyediakan ruangan yang layak sebagai tempat Poskesdes. Untuk mewujudkan itu, Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang kesehatan tahun 2010 akan diutamakan untuk mendukung pengembangan desa Siaga termasuk pembangunan ruangan atau gedung dan alat yang dibutuhkan, tambah Menkes. Selain itu, juga akan dilakukan Reformasi Puskesmas sebagai lembaga pelayanan kesehatan masyarakat harus komprehensif yang meliputi peningkatan kesehatan, pencegahan, pelayanan pengobatan dan pemulihan. Dengan demikian Puskesmas harus kuat di semua lini, tambah Menkes. Menkes menambahkan program prioritas lainnya adalah pelayanan kesehatan masyarakat miskin (Jamkesmas). Pemerintah telah mengembangkan program Jamkesmas sehingga setiap penduduk miskin dapat berobat di Puskesmas dan dirawat di rumah sakit kelas 3 tanpa dipungut biaya karena sudah disubsidi pemerintah. Menkes menyatakan, dalam pelaksanaannya masih ditemukan banyak masalah diantaranya penyalahgunaan kartu, penggelembungan anggaran, jangkauan dan kualitas yang belum memuaskan. Hal itu harus diatasi secara bersama, ujar Menkes. Pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin adalah tugas mulia karena meningkatkan harkat dan martabat masyarakat yang menderita. Kita harus memenuhi hak-hak rakyat, karena itu kita harus mampu mensukseskan program tersebut bersama-sama, kata Menkes. Menkes menghimbau kepada seluruh Nakes untuk meningkatkan kinerja. “ Kita padukan bersama barisan dalam pembangunan kesehatan “, kata Menkes. Para Teladan terdiri dari 33 orang tenaga medis (28 dokter umum dan 5 dokter gigi), 33 orang tenaga keperawatan, 33 orang tenaga pengelola gizi/nutrisionis dan 33 orang tenaga kesehatan masyarakat/sanitarian/penyuluh. Mereka menerima penghargaan Menkes, satu unit sepeda motor, satu unit laptop berikut printernya. Selain menerima hadiah, mereka juga akan mengikuti berbagai acara kenegaraan seperti Renungan Suci di TMP Kalibata, peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan ke-64 di Istana Negara tanggal 17 Agustus 2009 serta beraudiensi dengan Menkes, Ketua DPR, MPR dan Presiden RI. Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 52921669, Call Center: 021-30413700, atau alamat e-mail puskom. publik@yahoo.co.id, info@puskom.depkes.go.id, kontak@puskom. depkes.go.id.

Dirilis dari: info@puskom.depkes.go.id