Diare Bisa Karena Kurang Gizi

Diare merupakan salah satu penyakit yang kerap ditemukan di masyarakat, mulai anak-anak hingga dewasa. Meski demikian, penyakit itu tidak boleh dianggap remeh. Bila tidak mendapatkan penanganan baik, bisa menyebabkan kematian.

“Jika penderita diare banyak sekali kehilangan cairan tubuh, dapat menyebabkan kematian, terutama pada bayi dan anak-anak di bawah umur lima tahun,” ujar dr Sabar Hutabarat SpA di tempat praktiknya di kawasan Simpang Pulai, Jambi.

Mengenai penyebab, dr Sabar mengatakan, biasanya peradangan usus yang disebabkan kolera, disentri, bakteri, virus, dan sebagainya.

Penyebab lain bisa karena kekurangan gizi, misalnya kelaparan atau kekurangan zat putih telur. Bisa juga karena keracunan makanan atau karena tidak tahan terhadap makanan tertentu. “Misalnya si anak tidak tahan meminum susu yang mengandung lemak atau laktosa,” kata Sabar.

Lalu bagaimana seseorang bisa terkena diare? Sabar mengatakan, diare dapat ditularkan melalui tinja yang mengandung kuman penyebab diare. Tinja tersebut dikeluarkan oleh orang sakit atau pembawa kuman yang buang air besar (BAB) di sembarang tempat. “Tinja tadi mencemari lingkungan, misalnya tanah, sungai, air sumur. Orang sehat yang menggunakan air sumur atau air sungai yang sudah tercemari, kemudian menderita diare,” sebutnya.

Untuk mencegah penularan, biasakan buang air besar di WC, bukan sungai atau tempat lain seperti pantai, sawah, atau sembarang tempat. “Agar terhindar terjangkit bakteri atau virus penyebab diare yang berasal dari kotoran orang lain yang terkena diare yang menyebar melalui air, debu, atau tempat-tempat tersebut,” kata Sabar.

Kemudian biasakan cuci tangan sesudah buang air besar hingga bersih, jika perlu menggunakan sabun. Tidak hanya itu, minum air dan makanan yang sudah dimasak, menyusui anak selama mungkin, di samping makanan lainnya sesuai umurnya.
Biasanya bayi yang minum susu botol lebih mudah diserang diare daripada bayi yang disusui ibunya. “Pada saat diare, tetaplah anak disusui,” pungkasnya.

Sembuhkan Sakit Jiwa dengan Akupuntur

PROSES penanganan pasien di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Jambi kini mengalami kemajuan. Menurut Direktur RSJ Jambi dr Chaery Suryadi Indra, selain dengan terapi psikologis dan obat-obatan, rumah sakit itu juga menerapkan akupunktur.

Hanya saja, akupunktur baru bisa dipakai untuk menangani pasien dengan gangguan jiwa ringan. Penanganan dengan cara pengobatan Tiongkok itu dipercayakan kepada dr Rozana Arifin, spesialis akupunktur yang menjadi dokter tamu di RSJ Jambi.

Ditemui Jambi Independent, Rozana menjelaskan bahwa pengobatan dengan akupunktur dilakukan dengan menusukkan jarum ke bagian tertentu tubuh pasien.

Menurutnya, cara itu digunakan untuk mengatur keseimbangan qi xue (energi dan darah). “Dengan cara itu dapat tercapai hasil pengobatan dan perawatan yang optimal tanpa obat-obatan,” ujarnya.

Menariknya, untuk pasien-pasien tertentu, akupunktur bisa dikombinasikan dengan obat-obatan. “Tergantung penyakit yang diderita pasien,” ujar Rozana.

Rozana menjelaskan, akupunktur adalah terapi untuk segala jenis penyakit. Tusukan-tusukan jarum ke saraf bisa disesuaikan dengan penyakit yang diderita pasien. “Akupunktur bisa membuat pasien lebih tenang,” ujarnya.

Bila dengan obat-obatan, ada kemungkinan efek samping, dengan akupunktur tidak. “Efek sampingnya hanya terasa sedikit sakit saat ditusuk jarum,” jelasnya.

Kebakaran di Rumah Sakit Sari Asih Serang Akibat Arus Pendek Listrik

dr. H. Djadja Buddy Suhardja S., MPH, Kepala Dinas Kesehatan Prov. Banten membantah terjadi ledakan di RS Sari Asih Serang, yang benar di rumah sakit tersebut terjadi kebakaran trafo yang menyebabkan keluarnya asap tebal. Diduga kebakaran akibat arus pendek listrik pada trafo di RS tersebut. Kebakaran terjadi tanggal 29 Juli 2009 pukul 17.55

Menurut dr. Djaja, akibat kebakaran tersebut menyebabkan pasien panik tetapi bisa dilakukan evakuasi.Tujuh orang pasien sempat dievakuasi ke RSUD Serang, RS Budi Asih Serang dan RS Krakatau Medika. Tetapi malam itu juga listrik dapat nyala kembali dan pasien dikembalikan ke RS Sari Asih dalam keadaan aman dan tenang. “Tidak ada korban jiwa maupun luka-luka. Perawat yang terjebak dalam lift sudah tenang kembali setelah mengalami shock karena kaget dan stres”, ujar dr. Djadja.

dr. Djaja minta Direktur RS Sari Asih, dr. Budi untuk masa-masa mendatang bertindak hati-hati, khususnya kewaspadaan terhadap semua sarana yang dimiliki rumah sakit agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 52921669, Call Center: 021-30413700, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id, info@puskom.depkes.go.id, kontak@puskom.depkes.go.id.

Dirilis dari: info@puskom.depkes.go.id

Nutrisi Penting Untuk Gigi

SAAT mengalami sakit gigi, dunia terasa berputar lebih cepat. Kepala pusing, makan tak enak, tidur pun tak bisa nyenyak.

Agar gigi selalu terjaga kesehatannya, membersihkan saja tak cukup. Anda juga perlu mengasup makanan yang baik untuk menjaga gigi tetap sehat dan kuat.

Para ahli gigi menyarankan Anda mengonsumsi makanan berkarbohidrat saat makan menu utama. Tapi Anda justru harus menghindari camilan berkarbohidrat seperti keripik kentang atau biskuit. Makanan seperti itu bisa menyebabkan abrasi pada email gigi.

Sebanyak 99 persen kalsium yang ada dalam tubuh digunakan untuk tulang dan gigi. Jika asupan kalsium kurang dari 800 miligram sehari, Anda akan lebih mudah mengalami masalah gigi dan gusi. Asupan kalsium bisa diperoleh dari makanan seperti susu, keju, dan yogurt. Kalsium dalam makanan tersebut membantu memperkuat akar gigi, terutama gigi taring dan geraham, yang harus bekerja keras melumat dan mengunyah makanan.

Minum Teh

Teh hitam dan teh hijau kaya kandungan polifenol, yaitu antioksidan yang mencegah terbentuknya plak. Dengan begitu, polifenol melindungi gigi dari terbentuknya karang gigi. Bahan tersebut juga bisa mencegah peradangan pada gusi atau gusi berdarah.

Menurut penelitian yang dilakukan, beberapa jenis teh juga mengandung fluoride alami yang membantu melindungi dan memperkuat email gigi.

Perbanyak vitamin C

Vitamin C sangat diperlukan untuk membuat sel tubuh bekerja bersama. Vitamin itu penting untuk imunitas tubuh, kesehatan kulit, dan juga gusi Anda. Orang yang mengonsumsi vitamin C kurang dari 60 miligram setiap hari memiliki risiko terkena sakit gusi 25 persen lebih banyak daripada mereka yang mengonsumsi vitamin C lebih dari 180 miligram.
Musuh gigi

Selain nutrisi di atas, ada kebiasaan sepele agar gigi sehat, yaitu gunakan sedotan saat minum miuman tertentu. Kebanyakan minuman bersoda, sport drink, dan jus buah dalam kemasan mengandung zat citric dan phosphoric, yang dapat mengikis enamel gigi.

Zat ini juga ada pada produk yang mencantumkan label bebas gula. Untuk meminimalkan zat ini melewati barisan mutiara Anda, gunakan sedotan saat mengonsumsi minuman ini. Dengan begitu, enamel dapat terlindungi.

Pengobatan Bersifat Jangka panjang

ADA beberapa cara untuk mengobati epilepsi, dari mengonsumsi obat secara teratur hingga melakukan tindakan bedah saraf.

Menurut dr Idrat Riowastu SpS, tindakan bedah saraf terbukti dapat menyembuhkan epilepsi dengan tingkat keberhasilan hingga 90 persen.

Meski demikian, Idrat mengatakan, pengobatan epilepsi merupakan pengobatan jangka panjang. Penderita akan diberikan obat antikonvulsan untuk mengatasi kejang sesuai jenis serangan. Penggunaan obat dalam waktu lama biasanya akan menyebabkan masalah dalam kepatuhan minum obat (compliance) serta beberapa efek samping yang mungkin timbul seperti pertumbuhan gusi, mengantuk, hiperaktif, sakit kepala, dan lain sebagainya.

Tingkat kesembuhan akan terjadi pada 30-40 persen anak dengan epilepsi. Lama pengobatan tergantung jenis epilepsi dan etiologinya. Pada serangan ringan selama 2-3 tahun sudah cukup, sedang yang berat pengobatan bisa lebih dari 5 tahun. Penghentian pengobatan selalu harus dilakukan bertahap. “Tindakan pembedahan sering dipertimbangkan bila pengobatan tidak memberikan efek sama sekali,” jelasnya.

Idrat menjelaskan, bedah saraf bagi penyakit epilepsi telah dimulai sejak 15 tahun. Terutama epilepsi yang diakibatkan gangguan pada otak samping atau lobus temporalis, dikenal dengan epilepsi psikomotorik. Di Jepang, setidaknya 150 operasi dilakukan setiap tahun. Sementara itu, di Indonesia baru dimulai sekitar 1999.

Lalu bagaimana memberikan pertolongan pada penderita epilepsi? Lulusan Universitas Diponegoro itu mengatakan, jika kebetulan menemukan penderita epilepsi yang tengah "kumat", jangan sesekali memasukkan/meletakkan sesuatu ke dalam mulut korban, jangan memaksa membuka gigi, jangan menahan gerakan saat klonik (kejang).

Biarkan penderita sadar sendiri, tapi terlebih dulu lindungi kepalanya dengan bantal. Setelah sadar, miringkan tubuhnya dan bantu memulihkan pernapasannya. Lalu jangan diberi minum lebih dahulu, karena amat berbahaya dan bisa tersedak. “Kemudian untuk pengobatannya, serahkan pada dokter spesialis. Lalu minum obat secara teratur, kemudian hindari kelelahan, kemalaman, kedinginan, kecemasan, dan kelaparan,” jelasnya.

Jika epilepsi ditangani dengan baik, dipastikan penderita epilepsi bisa sembuh, hidup, dan berkembang seperti orang normal.

Bisul Berulang, Waspadai Penyakit Sistemik

Johan IH Amuis

ANDA pernah mengalami bisul? Penyakit ini memang hanya merupakan foliker kecil pada kulit, namun rasa nyeri yang diakibatkan sering membuat orang tidak tahan.

Hal itu yang dirasakan Novi Diah (30). Ibu tiga anak tersebut pernah menderita bisul di pantatnya. Malah itu terjadi saat dia akan melahirkan anak keduanya. “Jadi benar-benar menderita,” ujarnya.

Rasa sakit, kata Novi, baru hilang ketika bisul pecah dan mengeluarkan nanah. “Kalau sudah pecah, dipencet, baru agak ringan,” ungkapnya.

Menurut dr Ida Yuliati MHKes, bisul adalah radang pada daerah folikel rambut kulit dan sekitarnya. Penyebab tersering adalah bakteri—biasanya staphylococcus aureus. Karena itu, bisul dapat juga diartikan sebagai infeksi lokal pada kulit dalam. “Awalnya hanya folikel rambut yang terinfeksi. Tetapi karena adanya gesekan, iritasi, dan kurang bersihnya perawatan tubuh, infeksi tersebut dapat menyebar ke jaringan sekitarnya dan menjadi bisul,” ujar Ida.

Bisul biasanya berawal dari benjolan merah dan lunak di daerah kulit, yang lama-kelamaan akan menjadi lebih keras. Kemudian di tengah benjolan tersebut akan terbentuk puncak berwarna putih yang akan memecah. Namun ada kalanya bisul harus mendapatkan proses pembedahan minor, untuk mengeluarkan cairan yang disebut nanah.

“Cairan nanah yang ada dalam bisul pada dasarnya merupakan sel darah putih. Nanah terbentuk dari mekanisme pertahanan tubuh untuk melawan bakteri yang menginfeksi daerah kulit yang terjadi bisul,” jelas Ida.

Ida menyebutkan, bisul juga dapat disebabkan tersumbatnya kelenjar minyak, yang kemudian terinfeksi. Bisul seperti itu dinamakan akne kista, biasanya terjadi di kulit wajah para remaja. Ada juga bisul yang disebut hidradenitis suppurativa yang disebabkan radang lokal kelenjar keringat.

Biasanya bisul yang timbul lebih dari satu buah, lokasinya di daerah ketiak atau pangkal paha. Ada lagi bisul yang disebut kista pilonidal, biasanya terjadi di lipatan bokong. “Awalnya hanya berupa infeksi di folikel rambut, kemudian ditambah dengan iritasi dari tekanan karena duduk terlalu lama,” jelas kepala RSUD A Manaf Kota Jambi tersebut.

Adapun tempat yang paling sering terjadi bisul adalah di daerah tubuh yang banyak terjadi gesekan, misalnya ketiak dan bokong.

Bagaimana jika bisul terjadi berulang-ulang? Ida mengatakan, jika terjadi berulang-ulang, harus dicari penyebab dasarnya. “Sebaiknya diperiksakan ke dokter,” kata Ida.

Ada kalanya bisul dilatarbelakangi penyakit tertentu, seperti kencing manis, penyakit ginjal berat, dan penyakit berat lainnya. “Jadi perlu pemeriksaan Khusus,” sebutnya.(nid)

Kompres dengan Air Hangat

BAGI yang pernah mengalami bisul, tentu tahu rasanya sakit sekali. Penanganan yang baik akan membantu meringankan rasa nyeri tersebut.

Menurut dr Ida Yuliati MHKes, untuk pengendalian awal, yang dapat dilakukan bila sudah terlihat akan terjadi bisul, adalah segera kompres dengan air hangat. “Fungsinya meningkatkan sirkulasi darah ke tempat tersebut,” kata Ida.

Pengobatan dengan cara pemberian krim atau salep antibiotik. Namun pemberian krim atau salep tersebut harus dengan resep dokter, agar sesuai dengan penyebab bisul

Namun bila tidak ada perubahan ke arah perbaikan, untuk bisul yang ada puncak putihnya, sebaiknya dikeluarkan nanahnya melalui cara biasa, seperti dipencet.

Tetapi untuk bisul yang padat, sakit, dan tidak bermata, sebaiknya jangan dipijat karena tidak akan ada nanah yang dapat dikeluarkan. Bisa jadi bisul tersebut memerlukan operasi bedah minor.

Selain itu, jika bisul yang tumbuh dalam jumlah banyak, sehingga menyebabkan deman, harus ditambah obat antibiotik.

Untuk pencegahan, yang tidak kalah penting adalah selalu menjaga kebersihan kulit tubuh, sehingga bisa meminimalisasi terjadinya infeksi yang bisa menyebabkan bisul.

Teknik Perawatan Masalah Infertilitas

ADA beberapa jenis perawatan untuk masalah kesuburan baik untuk pria maupun wanita. Selain bayi tabung, perawatan-perawatan berikut juga telah melalui serangkaian proses penelitian dan angka keberhasilannya cukup memuaskan bagi pasangan yang memiliki masalah kesuburan.

Sebelum memutuskan memilih jenis teknik perawatan untuk masalah infertilitas atau ketidaksuburan, sebaiknya Anda bertanya lebih dalam kepada ahli medis yang menangani masalah Anda. Tanyakan apa saja kerugian dan keuntungan dari masing-masing teknik untuk Anda maupun pasangan. Tanyakan pula berbagai risiko yang bisa terjadi bagi Anda dan pasangan. Beberapa jenis teknik perawatan untuk masalah ketidaksuburan atau infertilitas yang memiliki tingkat keberhasilan cukup tinggi di antaranya:

Pertama, inseminasi buatan. Inseminasi buatan atau artificial insemination (sering disingkat sebagai AI) dilakukan dengan memasukkan cairan semen yang mengandung sperma dari pria ke dalam organ reproduksi wanita tanpa melalui hubungan seks atau bukan secara alami. Cairan semen yang mengandung sperma diambil dengan alat tertentu dari seorang suami kemudian disuntikkan ke dalam rahim istri sehingga terjadi pembuahan dan kehamilan. Biasanya dokter akan menganjurkan inseminasi buatan sebagai langkah pertama sebelum menerapkan terapi atau perawatan jenis lainnya.

Kedua, gamete intrafallopian transfer (GIFT). GIFT merupakan teknik yang mulai diperkenalkan sejak 1984. Tujuannya menciptakan kehamilan. Prosesnya dilakukan dengan mengambil sel telur dari ovarium atau indung telur wanita lalu dipertemukan dengan sel sperma pria yang sudah dibersihkan. Dengan menggunakan alat bernama laparoscope, sel telur dan sperma yang sudah dipertemukan tersebut dimasukkan ke dalam tuba falopi atau tabung falopi wanita melalui irisan kecil di bagian perut melalui operasi laparoskopik, sehingga diharapkan langsung terjadi pembuahan dan kehamilan.

Ketiga, in vitro fertilization (IVF). IVF dikenal juga sebagai prosedur bayi tabung. Mula-mula sel telur wanita dan sel sperma dibuahi di media pembuahan di luar tubuh wanita. Lalu setelah terjadi pembuahan, hasilnya yang sudah berupa embrio dimasukkan ke dalam rahim melalui serviks.

Keempat, zygote intrafallopian transfer (ZIFT). ZIFT merupakan teknik pemindahan zigot atau sel telur yang telah dibuahi. Proses itu dilakukan dengan cara mengumpulkan sel telur dari indung telur seorang wanita lalu dibuahi di luar tubuhnya. Kemudian setelah sel telur dibuahi, dimasukkan kembali ke tuba falopi atau tabung falopi melalui pembedahan di bagian perut dengan operasi laparoskopik. Teknik ini merupakan kombinasi antara teknik IVF dan GIFT.

Kelima, intracytoplasmic sperm injection (ICSI). ICSI dilakukan dengan memasukkan sebuah sel sperma langsung ke sel telur. Dengan teknik ini, sel sperma yang kurang aktif maupun tidak matang dapat digunakan untuk membuahi sel telur.

Jadi Anda tidak perlu khawatir jika pasangan Anda mengalami masalah infertilitas atau ketidaksuburan, karena bisa diatasi dengan berbagai teknologi modern yang tersedia saat ini.

Rontgen Harus Indikasi Medis

KUMALA (65) harus di-roentgen untuk memastikan penyakit yang dideritanya. Hanya saja ia belum melakukan hal yang sama. Ada kekhawatiran untuk mengikuti perintah dokter mengingat efek sinar itu sering dianggap berbahaya. “Katanya kalau kita sering rontgen bisa menyebabkan kanker,” ujarnya.

Apa yang dikhawatirkan Kumala juga sering kita alami. Menurut dr Hengky Indradjaja, kekhawatiran itu memang beralasan. Sinar X yang digunakan untuk foto roentgen merupakan sinar yang dapat menyebarkan radiasi. Namun demikian, manfaat yang didapat dari teknologi itu lebih banyak ketimbang risikonya. Jadi jika dilakukan dengan benar dan untuk kepentingan medis, tidak masalah,” tegasnya.

Kalaupun bayi harus melakukan roentgen untuk tujuan diagnosis, tetap harus dijalankan.

Akan tetapi harus diingat bahwa permintaan foto roentgen harus berasal dari dokter yang menangani. “Misalnya telah mempertimbangkan masak-masak manfaat dan kerugiannya,” jelas Hengky.

Ia menjelaskan, saat ini riset mengenai penggunaan sinar radiasi tersebut terus dilakukan untuk memperkecil kemungkinan efek negatif dari sinar radiasi, termasuk sinar X (sinar roentgen).

Ditambahkan, teknologi roentgen sudah digunakan lebih dari seabad lalu. Tepatnya sejak 8 November 1890 ketika fisikawan terkemuka berkebangsaan Jerman, Conrad Roentgen, menemukan sinar yang tidak dikenalinya, yang kemudian diberi label sinar X. Sinar itu mampu menembus bagian tubuh manusia, sehingga dapat dimanfaatkan untuk memotret bagian-bagian dalam tubuh, yang kemudian dijadikan sebagai alat diagnosa untuk dasar pengobatan.

Teknologi sinar roentgen pun dianggap sebagai satu penemuan yang mampu membantu banyak orang, terutama untuk menganalisis dan mendiagnosis suatu kondisi demi penyembuhan suatu penyakit. Namun demikian radiasi yang ditimbulkan dalam proses penyinaran roentgen disinyalir mengandung kekuatan radioaktif yang bisa berbahaya.

Karena itu, sinar X yang "ditembakkan" untuk memotret bagian dalam organ tubuh seharusnya benar-benar dalam komposisi tepat. “Jika tidak, teknologi ini justru bisa memicu kanker, sebab fungsi dari sinar X adalah mematikan pertumbuhan atau malah memicu pertumbuhan sel. Nah, jika pertumbuhan sel tersebut liar, itulah yang disebut dengan kanker,” ujar Hengky.

Selain itu, penggunaan sinar roentgen yang terlalu sering atau dengan dosis besar, juga bisa berpengaruh pada fungsi seksual.

Untuk itu, walaupun pengunaan sinar roentgen yang banyak dilakukan sekarang sudah melalui kajian mendalam, untuk meminimalisasi dampak negatif penggunaan sinar roentgen, prosedur tetap harus dilalui dengan baik. “Untuk meminimalisasi efek radiasinya,” ujar Hengky.

Yang juga tidak kalah penting, jangan biasakan setiap ada gejala penyakit selalu minta foto roentgen. Foto roentgen yang terlalu sering juga tidak baik.

Masyarakat Dapat Mencegah Penularan Influenza A H1N1

Masyarakat mempunyai andil besar untuk ikut mencegah penularan influenza A H1N1, yaitu dengan perilaku hidup bersih dan sehat diantaranya mencuci tangan dengan sabun atau antiseptik, dan melaksanakan etika batuk dan bersin yang benar. Apabila ada gejala Influenza minum obat penurun panas, gunakan masker dan tidak ke kantor, ke sekolah atau ke tempat-tempat keramaian serta beristirahat di rumah selama 5 hari. Apabila dalam 2 hari flu tidak juga membaik segera ke dokter.

Influenza A H1N1 ditularkan melalui kontak langsung dari manusia ke manusia lewat batuk, bersin atau benda-benda yang pernah bersentuhan dengan penderita, karena itu penyebarannya sangat cepat. Namun angka kematiannya sangat rendah yakni 0,4%.

Hal itu disampaikan Prof. Tjandra Yoga Aditama, Sp. P (K), MARS, Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Depkes tentang perkembangan kasus di Indonesia sampai tanggal 20 Juli 2009. Untuk mencegah penyebarannya di Indonesia, upaya kesiapsiagaan tetap dijalankan yaitu : penguatan Kantor Kesehatan Pelabuhan (thermal scanner dan Health Alert Card wajib diisi); penyiapan RS rujukan; penyiapan logistik; penguatan pelacakan kontak; penguatan surveilans ILI; penguatan laboratorium, komunikasi, edukasi dan informasi dan mengikuti International Health Regulations (IHR). Upaya lainnya berupa community surveilans yaitu masyarakat yang merasa sakit flu agak berat segera melapor ke Puskesmas, sedangkan yang berat segera ke rumah sakit. Selain itu, clinical surveilans yaitu surveilans severe acute respiratory infection (SARI) ditingkatkan di Puskesmas dan rumah sakit untuk mencari kasus-kasus yang berat. Sedangkan kasus-kasus yang ringan tidak perlu perawatan di rumah sakit, tambah Prof. Tjandra. Hari ini (20/07/09) kasus positif influenza A H1N1 bertambah lagi 15 kasus (5 laki-laki dan 10 perempuan). Mereka berasal dari RS/Dinkes Jakarta 6 orang, RS/Dinkes Provinsi Banten 6 orang, RS/Dinkes Provinsi Jawa Timur 1 orang, dari RS/Dinkes Provinsi Jawa Tengah 1 orang, dan dari RS/Dinkes Sumatera Utara 1 orang. Lima di antara mereka memiliki riwayat pergi ke luar negeri yaitu ke Malaysia (1 orang), Amerika (2 orang), dan Singapura (2 orang), kata Prof. Tjandra. Dengan demikian, sampai tanggal 20 Juli 2009, secara kumulatif kasus positif influenza A H1N1 di Indonesia berjumlah 172 orang terdiri dari 86 laki-laki dan 86 perempuan. Data kasus berdasarkan tanggal pengumuman yaitu 24 Juni (2 kasus), 29 Juni (6 kasus), 4 Juli (12 kasus), 7 Juli (8 kasus), 9 Juli (24 kasus), 12 Juli (12 kasus), 13 Juli (22 kasus), 14 Juli (26 kasus), 15 Juli (30 orang), dan tanggal 16 Juli (15 kasus). Tambahan kasus baru positif berasal dari RS/Dinkes Jakarta yaitu : JR (Pr, 42 th), DN (Pr, 27 th), IM (Pr), KK (Pr, 7 th), Sa (Pr, 32 th), dan FF (Pr, 22 th). Yang berasal dari RS/Dinkes Banten yaitu FH (Lk, 13), AH (Lk), SP (Lk, 17 th), MF (Lk, 17 th), MF (Lk, 14 th), dan YF (Pr, 16 th). Yang berasal dari RS/Dinkes Prov Sumut yaitu Ju (Pr, 31 th). Yang berasal dari RS/Dinkes Prov Jateng yaitu RH (Pr, 18 th). Yang berasal dari RS/Dinkes Prov Jatim yaitu EF (Pr, 18 th). Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 52921669, Call Center: 021-30413700, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id, info@puskom. depkes.go.id, kontak@puskom.depkes.go.id.

Dirilis dari: info@puskom.depkes.go.id

Jangan Gunakan Kantong Plastik “Kresek” dan Plastik PVC untuk Wadah Makanan Siap Santap

Masyarakat diminta tidak menggunakan kantong plastik “kresek” dan plastik PVC sebagai wadah makanan siap santap, terutama yang berminyak/berlemak atau mengandung alkohol, terlebih dalam keadaan panas. Hal itu disampaikan Kepala Badan POM RI dr. Husniah Rubiana Thamrin Akib, MS, Mkes, SpFK saat mengeluarkan public warning tentang kantong plastik “kresek” & plastik PVC dikantor Badan POM, Jakarta, Selasa (14/7/2009).

Berdasarkan hasil pengawasan Badan POM terhadap kantong plastik “kresek” dikatakan bahwa kantong plastik berwarna-terutama yang berwarna hitam-kebanyakan merupakan produk daur ulang yang sering digunakan sebagai wadah makanan. Padahal dalam proses daur ulang, riwayat penggunaan sebelumnya tidak diketahui, apakah bekas pestisida, kotoran hewan/manusia, limbah logam berat, dll. Selain itu dalam proses daur ulang juga seringkali ditambahkan berbagai bahan kimia yang menambah resiko bagi kesehatan. Badan POM menghimbau masyarakat agar tidak menggunakan kantong plastik daur ulang untuk wadah langsung makanan siap santap, ujar dr. Husniah.

Sedangkan mengenai plastik PVC, menurut dr. Husniah dalam proses pembuatannya ditambahkan penstabil seperti senyawa timbal (Pb), kadmium (Cd), timah putih (Sn) atau lainnya untuk mencegah kerusakan PVC. Bahkan agar lentur atau fleksibel, kadang-kadang ditambahkan senyawa ester ftalat, ester adipat, dll. Residu dari bahan-bahan kimia tersebut berbahaya bagi kesehatan. VCM terbukti mengakibatkan kanker hati, senyawa Pb merupakan racun bagi ginjal dan syaraf, senyawa Cd merupakan racun bagi ginjal dan dapat mengakibatkan kanker paru, sedangkan senyawa ester ftalat dapat mengganggu sistem endokrin. Badan POM telah melakukan sampling dan pengujian laboratorium terhadap 11 jenis produk kemasan makanan dari plastik PVC dan hasilnya 1 jenis produk tidak memenuhi syarat karena kandungan logam berat Pb-nya mencapai 8,69 ppm. Jauh melebihi nilai maksimumnya yang diperbolehkan yaitu 1 ppm, ujar dr. Husniah. Kepala Badan POM menghimbau masyarakat untuk memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Umumnya kemasan PVC dapat dikenali dari logonya yang berupa segitiga dari anak panah, didalamnya ada angka 03, dan dibawah segitiga tersebut ada tulisan “PVC”. 2. Jangan menggunakan kemasan makanan dari PVC untuk makanan yang berminyak/berlemak atau mengandung alkohol, terlebih dalam keadaan panas. Bagi masyarakat yang ingin mendapatkan informasi lebih lanjut dapat menghubungi Unit Layanan Pengaduan Konsumen di nomor telepon 021-4263333 dan 021-32199000 atau melalui e-mail ulpk@pom.go.id dan uplkbadanpom@yahoo.com atau melihat di website Badan POM, www.pom.go.id Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks: 021-52907416 – 19 dan 021-52921669, atau melalui alamat e-mail: puskom.depkes@gmail.com dan puskom.publik@yahoo.co.id

Dirilis dari: info@puskom.depkes.go.id

Menteri Kesehatan DR. dr. Siti Fadilah Supari, Sp. JP (K) dan Menkokesra Aburizal Bakrie menjenguk korban ledakan bom Mega Kuningan yang dirawat di RS. MMC, sehari setelah ledakan bom terjadi. (Jakarta, Sabtu, 18 Juli 2009). (Pusat Komunikasi Publik Depkes RI 2009).

Implan Koklea, Harapan Baru Bagi Tunarungu

Teknologi untuk mengatasi gangguan pendengaran semakin maju. Pada 7 Juli lalu, tim medis Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo berhasil melakukan implantasi koklea atau rumah siput yang pertama pada penderita tunarungu. Implantasi dilakukan selama 1,5 jam terhadap pasien laki-laki berusia 9 tahun. "Pasien yang mengalami ketulian sejak lahir itu dapat kembali mendengar dengan baik," kata Direktur Medik dan Keperawatan RSCM, dr. Julianto Witjaksono saat jumpa pers di Gedung A RSCM, 10 Juli 2009. Implantasi koklea adalah prosedur penanaman alat bantu dengar yang dilakukan melalui tindakan operasi pada tulang temporal. Operasi ini diperuntukkan bagi penderita tunarungu yang tidak tertolong dengan pemakaian alat bantu dengar biasa. Kerusakan pendengaran yang terjadi pada organ telinga luar (daun telinga) dan telinga tengah (gendang telinga) masih dapat ditolong dengan alat bantu dengar. Sedangkan kerusakan pada organ telinga dalam (koklea), hanya dapat ditolong dengan implantasi.

Koklea merupakan organ pendengaran yang berfungsi mengirim pesan ke syaraf pendengaran dan otak. Suara ditangkap daun telinga kemudian dikirim ke tulang pendengaran dan bergerak menuju koklea. Operasi koklea atau rumah siput merupakan tindakan menanam elektroda untuk organ pendengaran yang berisi saraf-saraf pendengaran yang terletak di telinga dalam. Elektroda inilah yang yang menggantikan fungsi koklea sebagai organ pendengaran.

Ketua Departemen THT RSCM dr. Ratna D Restuti menjelaskan, operasi koklea dapat dilakukan terhadap semua usia. "Namun pelaksanaan operasi pada pasien usia 2-3 tahun dapat memberikan hasil lebih optimal," ujarnya.

Karena alat ditanam, maka gendang telinga tetap utuh dan tidak menimbulkan reaksi atau efek samping yang menggangu, tambah dr. Ratna.

Di Indonesia berdasarkan data yang ada penderita gangguan pendengaran sejak lahir berkisar 0,1 persen dari populasi. Dengan operasi ini kualitas hidup anak penderita gangguan pendengaran sejak lahir dapat ditingkatkan, tambahnya.

Menurut dr Julianto, penanaman koklea sudah berkembang di sejumlah rumah sakit swasta di Jakarta sejak tahun 2002. Namun tenaga ahli yang melakukan operasi berasal dari FKUI.

Menurut staf ahli THT RSCM Prof. dr. Helmi Balfas, implantasi rumah siput di RSCM lebih murah dibanding harus operasi di luar negeri maupun rumah sakit lain di Indonesia selain RSCM. Karena di RSCM implantasi dilakukan dengan alat-alat yang sebagian dimiliki oleh negara dan di sisi lain Departemen THT RSCM FKUI juga adalah rumah sakit pendidikan.

Biaya yang diperlukan untuk implant koklea ini sebesar 22.000-26.000 dollar AS, dan belum termasuk biaya perawatan, operasi, obatan-obatan dan pemeriksaan.

Prof. Helmi menyebutkan, operasi implant koklea di RSCM tanggl 7 Juli lalu menelan biaya Rp 300 juta. “Ini lebih murah dibandingkan operasi di luar negeri,” kata Prof. Helmi Balfas.

Implantasi koklea ini melalui beberapa tahapan, seperti seleksi kandidat, yaitu penentuan terhadap pasien apakah layak dioperasi atau tidak. Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan menyeluruh meliputi aspek medis, psikologis, dan sosial pasien. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan penunjang untuk menilai fungsi pendengaran, pemeriksaan radiology, laboratorium serta konsultasi dengan disiplin ilmu lain. Pasien yang sudah dioperasi memerlukan waktu sekitar 2 hari untuk pemulihan, setelah itu dilakukan rehabilitasi berupa latihan mendengar dan berbicara.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks: 021-52907416-9 dan 52921669, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id

Dirilis dari: info@puskom.depkes.go.id

52 Korban Bom dirawat di 4 Rumah Sakit Jakarta

Tadi pagi (17/7/2009) sekitar jam 07.53 terjadi lagi ledakan bom di Hotel JW Marriot dan jam 07.56 di Ritz Carlton, Mega Kuningan Jakarta. Bom yang memporakporandakan lantai dasar hotel JW Marriot dan kerusakan di hotel Ritz Carlton mengakibatkan 52 orang luka berat dan ringan serta 9 orang meninggal dunia.

Demikian laporan permasalahan kesehatan akibat ledakan bom hotel Ritz Carlton dari Pusat Penanggulangan Masalah Kesehatan Depkes tanggal 17 Juli 2009 sampai jam 11.00.

Dr. Rustam S. Pakaya, MPH, Kepala Pusat Penanggulangan Krisis (PPK) Depkes menyatakan korban luka berat saat ini dirawat di 4 rumah sakit Jakarta yaitu RS MMC, 36 orang, RS Jakarta 14 orang, dan masing-masing 1 orang di RS Pusat Pertamina dan RS Medistra.

Saat ini permasalahan kesehatan masih dapat diatasi oleh jajaran kesehatan Prov. DKI Jakarta, namun secara proaktif pemantauan terus dilakukan baik oleh PPK Regional DKI Jakarta maupun PPK Depkes.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 52921669, Call Center: 021-30413700, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id,info@puskom.depkes.go.id, kontak@puskom.depkes.go.id.

Dirilis dari: info@puskom.depkes.go.id

Mencukur Tak Ada Kaitan dengan Kepuasan Seks

BANYAK alasan yang menyebabkan wanita mencukur bulu di daerah organ kewanitaan. Selain untuk menjaga kebersihan, ada anggapan hal itu bisa meningkatkan kepuasan seksual saat berhubungan suami-istri.

Menurut dr Ida Yulia MHKes, banyak wanita mencukur habis bulu di daerah vagina adalah bukti bahwa sebagian besar masyarakat masih terjebak pada anggapan kepuasan atau kenikmatan seksual ditentukan sebagian faktor. “Misalnya yang menyangkut organ vagina atau penis saja,” ujarnya kemarin.

Padahal, kenikmatan dan kepuasan seksual ditentukan banyak faktor, antara lain otak sebagai pusat pikiran. "Makanya masih banyak yang keliru. Mereka pikir kepuasan itu tergantung organ yang 'di bawah', padahal kepuasan itu tentu satu paket termasuk peran otak atau pikiran kita,” ujar Ida.

Di sini yang terpenting komunikasi dengan pasangan serta konsentrasi saat berhubungan. Termasuk berpikir positif dengan pasangan. “Meski di bawah sana keriting atau klimis, tetapi kalau dalam pikirannya tidak menggebu-gebu saat ngeseks, hasilnya tentu tidak akan memuaskan," ungkapnya.

Namun demikian, faktor kebersihan diri juga tak kalah menentukan.

Pengobatan Dilakukan dengan Pembedahan

JIKA muncul koreng pada puting susu tanpa penyebab jelas, sebaiknya segera memeriksakan diri. Umumnya luka pada daerah itu sering dianggap remeh dan dibiarkan. Akibatnya, penderita penyakit paget terlambat tertolong.

Menurut dr Ida Yuliati, jika kanker hanya ditemukan pada puting susu dan tidak ditemukan pada payudara, untuk mencegah kanker menjalar, dilakukan pengangkatan puting susu dan jaringan harus dilakukan. “Termasuk melakukan terapi penyinaran,” sebutnya.

Namun jika ditemukan suatu massa kanker jauh di dalam payudara, dipertimbangkan untuk menjalani terapi pembedahan, penyinaran, dan kemoterapi.

Ida mengatakan, pembedahan merupakan pengobatan yang utama pada penyakit paget. Sedangkan mastektomi (pengangkatan payudara) dilakukan jika kanker luas atau telah menyebar keluar dari puting susu.

Jika kanker terletak di dekat puting susu dan hanya melibatkan sejumlah kecil daerah di bawahnya, dilakukan pembedahan breast-conserving (menyisakan jaringan payudara sebanyak mungkin). “Jadi yang diangkat hanya puting susu, areola, dan jaringan di bawahnya serta sebagian kecil jaringan normal di sekitarnya,” tandas Ida.

Namun ada beberapa kasus penyakit paget pada puting susu, perlu dilakukan pengobatan lanjutan yang bisa berupa kemoterapi, obat penghambat hormon (tamoxifen) maupun terapi penyinaran.

Kemudian setelah menjalani pembedahan breast-conserving, biasanya dianjurkan menjalani terapi penyinaran terhadap jaringan payudara yang tersisa untuk mmemastikan tidak ada sel kanker yang tersisa. “Sedangkan pada kemoterapi digunakan obat antikanker untuk menghancurkan sel-sel kanker yang ada,” ujarnya.

Masyarakat Diminta Tetap Waspada Hadapi Penyebaran Influenza A H1N1

Masyarakat dihimbau tetap waspada dan senantiasa membiasakan pola hidup bersih dan sehat diantaranya mencuci tangan dengan sabun, dan melaksanakan etika batuk dan bersin yang benar. Apabila sakit dengan gejala Influenza supaya mengenakan masker dan tidak beraktivitas dan pergi ke dokter apabila sakit flunya tidak membaik.

Hal itu disampaikan Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P (K), MARS, Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Depkes berkenaan dengan tambahan 22 kasus baru positif influenza A H1N1 tanggal 13 Juli 2009.

Menurut Prof. Tjandra tambahan kasus hari ini sebanyak 22 orang terdiri dari 9 laki-laki dan 13 perempuan semuanya warga negara Indonesia dan yang mempunyai riwayat ke luar negeri 5 orang (Hongkong, Turki dan Singapura, Amerika Serikat). Ke-22 kasus baru ini berasal dari RS/Dinkes Jakarta yaitu SM (Pr, 18 th), Su (Pr, 18 th), BM (Lk, 23 th), RG (Lk, 14), RN (Pr, 18 th), Ch (Pr, 24 th), PA (Pr, 24 th), RC (Lk, 18), Ra (Pr, 6 th), Qa (Pr, 14 th), DA (Lk, 25 th), Ra (Pr, 38 th), MH (Pr, 58 th), Ha (Lk, 48 th), An (Pr, 22 th), Fa (Lk, 21 th), Fe (Pr, 22 th), dan FK (Pr, 38). Yang berasal dari RS/Dinkes Bandung yaitu Ha (Pr, 2 th), dan Ci (Pr, 18 th) sedangkan yang berasal dari RS/Dinkes Surabaya HL (Lk, 19 th) dan RS/Dinkes Yogyakarta AR (Lk, 18 th), ujar Prof. Tjandra. Influenza A H1N1 ditularkan melalui kontak langsung dari manusia ke manusia lewat batuk, bersin atau benda-benda yang pernah bersentuhan dengan penderita. Masyarakat dihimbau agar tetap waspada dan senantiasa membiasakan pola hidup bersih dan sehat diantaranya mencuci tangan dengan sabun. Melaksanakan etika batuk dan bersin yang benar. Apabila sakit dengan gejala Influenza supaya mengenakan masker dan tidak beraktifitas dan pergi ke dokter apabila sakit flunya tidak membaik, ujar Prof. Tjandra. Sampai tanggal 13 Juli 2009, secara kumulatif kasus influenza A H1N1 positif di Indonesia berjumlah 86 orang terdiri dari 52 laki-laki dan 34 perempuan, yaitu 24 Juni (2 kasus), 29 Juni (6 kasus), 4 Juli (12 kasus), 7 Juli (8 kasus), 9 Juli (24 kasus), dan 12 Juli (12 kasus). Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks: 021-52907416-9 dan 52921669, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id.

Dirilis dari: info@puskom.depkes.go.id

13 WNI Positif Terjangkit Influenza A H1N1 di Korea

Tiga belas WNI peserta World Choir Championship (WCC) 2009 positif terjangkit Influenza A H1N1 di Seoul, Korea Selatan setelah 3 hari berada di negeri ginseng untuk mengikuti perlombaan paduan suara tingkat dunia. Tanggal 7 Juli 2009 rombongan paduan suara Indonesia tiba di Korea Selatan guna mengikuti acara yang digelar sampai 17 Juli 2009 di Kota Changwon City, Korea Selatan.

Peserta WWC asal Indonesia berjumlah 336 orang terdiri 9 grup paduan suara dari 12 grup yang direncanakan hadir, yaitu Paduan Suara (PS) Interna Jog’s Voice Yogyakarta (32 orang); PSM Universitas Hasanuddin Makassar (32 orang); Bitung City Chorale (43 orang); Vocafista Angels (51 orang); PSM Universitas Negeri Manado (34 orang); Elfa Music School (83 orang); Gorontalo Inovasi Choir (34 orang); PS Timutiwa (32 orang); dan Riau Female Choir (25 orang).

Hal itu disampaikan Menkes Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp. JP (K) yang didampingi Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P, MARS, Dirjen P2PL Depkes saat jumpa pers di rumah dinasnya, Jl. Denpasar Jakarta, tanggal 12/7/2009. Menurut informasi yang diperoleh dari Koordinator Paduan Suara asal Indonesia pada 11/7/2009, dari 9 grup terdapat 283 orang dari 7 grup paduan suara yang sedang menjalani proses karantina di Inje University dan Masan University di Kota Masan. Sedangkan 83 orang sisanya dari grup Interna Jog’s Voice dan Vocalista Angels Yogyakarta dinyatakan bebas dari dugaan virus H1N1, ujar Dr. Siti Fadilah Supari. Berdasarkan hasil pemeriksaaan lebih lanjut di laboratorium Korean Centers for Disease Control and Prevention (KCDC), dari peserta yang menjalani proses karantina tersebut terdapat 13 orang positif influenza A H1N1 terdiri dari 10 orang dari Elfa Music School, 2 orang dari Gorontalo Inovasi Choir, dan 1 orang dari Riau Female Choir. Ketiga belas pasien positif H1N1 tersebut telah dipindahkan dari tempat penginapan ke rumah sakit khusus penderita H1N1 di sekitar Masan. Mereka akan menjalani karantina selama 5-7 hari. Menkes minta kepada keluarganya di tanah air untuk bersabar karena hal itu sudah menjadi ketentuan internasional. Setelah mereka dinyatakan negatif akan diperbolehkan pulang, ujar Menkes. Mereka yang menjalani proses karantina maupun yang sudah dinyatakan positif influenza A H1N1, kondisinya baik-baik saja. Hingga saat ini KBRI di Seoul masih terus melakukan kontak intensif dengan pihak penyelenggara untuk mengetahui perkembangan lebih lanjut, ujar dr. Siti Fadilah. Menkes berharap seluruh keluarga di tanah air tidak usah khawatir, karena mereka kondisinya baik-baik saja. Bahkan mereka masih bisa berlari-lari dan bernyanyi-nyanyi. Pemerintah Indonesia dalam hal ini Depkes, Deplu, KBRI terus berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan Korea Selatan dan Kedubes Korea di Jakarta guna memantau perkembangan mereka. Menkes menambahkan, KBRI telah berkoordinasi dengan PT. Garuda Indonesia di Seoul untuk mengevakuasi 83 orang peserta yang telah dinyatakan bebas dari virus H1N1 tersebut. Menurut informasi dari General Manager Garuda Indonesia Seoul, PT Garuda Indonesia telah menyediakan pesawat khusus Boeing 747 untuk menerbangkan peserta tersebut ke Indonesia tanggal 12 Juli 2009 pk. 10.00 waktu setempat dan tiba di Denpasar jam 15.25 WITA. Menjawab pertanyaan wartawan, Menkes menegaskan bahwa saat ini di Indonesia sudah terdapat 64 kasus positif influenza A H1N1, terdiri dari 43 laki-laki dan 21 perempuan. Mereka adalah WNI maupun WNA tetapi sebagian besar tertular di luar negeri. Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks: 021-52907416-9 dan 52921669, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id.

Dirilis dari: info@puskom.depkes.go.id

Di Indonesia Sudah Ada 64 Kasus Influenza H1N1

Di Indonesia sampai tanggal 12 Juli 2009 secara kumulatif kasus positif influenza A H1N1 atau flu babi mencapai 64 orang, terdiri dari 43 orang laki-laki dan 21 orang perempuan.

Tambahan kasus hari ini, sebanyak 12 orang ( 7 orang laki-laki dan 5 orang perempuan ), masing-masing 8 orang dirawat di RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso (RSPI SS) Jakarta, 2 orang di RS Gatot Subroto Jakarta, dan masing-masing 1 orang di RS Sanglah Denpasar, Bali dan RS Hasan Sadikin Bandung.

Ke-12 kasus baru positif influenza A H1N1 tersebut adalah :Ys (P,12 thn), VP (L, 12 thn), SR (L, 14 thn), .Ks (L, 15 thn), SH (P, 7 thn), IB (L, 25 thn), SA (P, 44 thn), dan MS (P, 30 thn) dirawat di RSPISS, Jakarta, Nk (L, 9 thn) dan Kv (L, 8 thn), dirawat di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta., Ev (P, 37 thn), dirawat di RSHS, Bandung, dan RL (L, 40 thn), dirawat di RS Sanglah, Denpasar, Bali. Dari 12 kasus positif tambahan ini, 5 diantaranya mempunyai riwayat perjalanan ke luar negeri ( Malaysia, Singapura, Turki, Jepang dan New Zeland ). Sedangkan berdasarkan kewarganegaraan, dari 12 kasus tambahan : 2 orang, adalah WNA dan 10 orang WN Indonesia. Hal itu disampaikan Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P., MARS, Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Depkes di Jakarta tanggal 12 Juli 2009 mengenai perkembangan kasus influenza A H1N1 di Indonesia. Menurut Prof. Tjandra, data menunjukkan bahwa sebagian dari penyakit ini dapat sembuh sendiri. Bahkan 95% kasus di dunia tidak sampai dibawa ke rumah sakit, dengan angka kematian yang juga relative kecil yaitu 0,4%. Influenza A H1N1 ditularkan melalui kontak langsung dari manusia ke manusia lewat batuk, bersin atau benda-benda yang pernah bersentuhan dengan penderita. Masyarakat dihimbau agar tetap waspada dan senantiasa membiasakan pola hidup bersih dan sehat diantaranya mencuci tangan dengan sabun. Melaksanakan etika batuk dan bersin yang benar. Apabila sakit dengan gejala Influenza supaya mengenakan masker dan tidak beraktifitas dan pergi ke dokter apabila sakit flunya tidak membaik, ujar Prof. Tjandra. Dirjen P2PL Depkes menambahkan, untuk mencegah penyebaran flu babi di Indonesia upaya kesiapsiagaan tetap dijalankan yaitu: penguatan Kantor Kesehatan Pelabuhan (thermal scanner dan Health Alert Card wajib diisi); penyiapan RS rujukan; penyiapan logistik; penguatan pelacakan kontak; penguatan surveilans ILI; penguatan laboratorium, komunikasi, edukasi dan informasi dan mengikuti International Health Regulations (IHR). Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks: 021-52907416-9 dan 52921669, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id.

Dirilis dari: info@puskom.depkes.go.id

Soal KB, Pilh yang Paling Minimal Efek Sampingnya

MEMILIH alat kontrasepsi sebaiknya mengetahui keuntungan dan kerugian yang mungkin terjadi. Dengan demikian, efek samping dari penggunaan alat kontrsepsi bisa diminimalisasi.

Menurut dr Teddy Rochantoro SpOG, penggunaan kondom memiliki banyak keuntungan, yakni murah, mudah didapat, tidak perlu resep dokter, mudah dipakai sendiri, serta dapat mencegah penularan penyakit kelamin. “Sedangkan efektivitasnya sendiri 88-89 persen,” ujarnya.

Namun demikian, biasanya kerugiannya adalah setiap akan berhubungan harus memakai kondom, selalu harus ada persediaan. Pada penggunaan yang salah, kemungkinan dapat sobek. Pada orang tertentu, mengganggu kenyamanan bersanggama. Tingkat kegagalannya cukup tinggi. Bila lambat pakai, kadang ada yang tidak tahan (alergi) terhadap karetnya.

Namun perlu diingat, pakai kondom baru setiap bersenggama. Pastikan Anda punya persediaan kondom yang cukup. Jika kondom sobek, pertimbangkan kontrasepsi darurat cepat. Jangan pakai pelicin berbahan dasar minyak. Simpan kondom di tempat terlindung dari sinar matahari serta jauhi dari anak-anak dan buang kondom bekas ke tempat sampah.

Sedangkan susuk KB memiliki keuntungan tidak menekan produksi ASI, praktis dan efektif, masa pakai jangka panjang (3 tahun), kesuburan cepat kembali setelah pencabutan dan dapat digunakan oleh ibu yang tidak cocok dengan hormon estrogen. Suntikan KB sendiri keutungannya tidak memengaruhi ASI dan cocok untuk ibu menyusui. Efek sampingnya, di bulan pertama pemakaian terjadi mual, pendarahan berupa bercak di antara masa haid, sakit kepala, dan nyeri payudara.

Sementara itu, keuntungan penggunaan pil KB adalah mudah dan murah, mengurangi rasa sakit ketika haid, dapat mencegah kehamilan di luar rahim, kanker rahim, dan kanker payudara, kesuburan dapat segera kembali, tidak memengaruhi ASI bagi yang menggunakan pil KB tunggal. “Tapi pil KB harus digunakan secara disiplin setiap hari,” pungkasnya.

Masyarakat Dihimbau Dihimbau Waspada Influenza A H1N1

Dirjen Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan (P2PL) Depkes Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K) menghimbau agar masyarakat tetap waspada dan tidak panik dengan merebaknya penyebaran virus Influenza A H1N1 di Indonesia. Hal ini disampaikan dalam jumpa pers tentang perkembangan Influenza A H1N1 di Indonesia, Sabtu (4/72009) di Jakarta.

Prof. Tjandra mengharapkan masyarakat untuk tetap waspada bila dirinya atau orang disekitarnya mendapat gejala flu seperti batuk, pilek dan demam, terlebih lagi jika orang itu baru kembali dari luar negeri atau ada kontak dengan orang yang baru kembali dari luar negeri. Masyarakat juga dihimbau untuk selalu menerapkan pola hidup bersih dan sehat dengan membiasakan diri mencuci tangan dengan sabun. Melaksanakan etika batuk dan bersin yang benar. Apabila sakit dengan gejala influenza supaya mengenakan masker dan tidak berdekatan dengan anggota keluarga yang lain dan segera menghubungi petugas kesehatan serta menghindari bepergian apabila sedang sakit flu, ujar Prof. Tjandra.

Lebih lanjut dikatakan Prof. Tjandra, hingga hari Sabtu (4/7/2009) terdapat tambahan 12 kasus baru pasien positif H1N1 di Indonesia yang tersebar di Jakarta dan Bali. Kedua belas pasien tersebut terdiri dari 8 orang WNI dan 4 orang WNA yaitu AR (L, 23 TH), RA (L, 10 bln), HR (P, 40 th), IG (L, 33 th), N (P, 34 th), BE (L, 50 th), TD (L, 65 th), F (L, 14 th), RW (L,23 th), BA (L, 22 th), JO (L, 43 th), dan NN. Dengan tambahan kasus baru tersebut jumlah kasus positif Influenza A H1N1 yang tercatat di Indonesia menjadi 20 orang. Prof. Tjandra mengatakan sudah ditemukan penularan H1N1 antar manusia di Indonesia. Hal itu terjadi pada 2 dari 12 orang pasien baru tersebut. Lokasi penularan berada di daerah Jakarta, namun belum diketahui secara pasti oleh siapa dan dimana persisnya penularan tersebut terjadi. Seluruh pasien positif H1N1 tersebut sampai saat ini sehat-sehat saja, tidak ada yang fatal, hanya batuk pilek biasa saja bahkan sebagian ada yang tanpa keluhan sama sekali. Seperti diketahui, 95% pasien di dunia ini tidak masuk rumah sakit sama sekali, ujar Prof. Tjandra. Ditambahkan pula oleh Prof. Tjandra bahwa flu baru H1N1 ini cukup unik karena tingkat fatality-nya yang tinggi justru pada pasien yang berusia muda (20-30 tahun), sementara flu lain pada umumnya akan makin tinggi tingkat fatality-nya pada mereka yang berusia lanjut. Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks: 021-52907416 – 19 dan 021-52921669, atau melalui alamat e-mail: puskom.depkes@gmail.com dan puskom.publik@yahoo.co.id

Dirilis dari: info@puskom.depkes.go.id

Geli-geli Sehat, Spa Ikan Lenyapkan Kulit Mati

SPA ikan. Sesuai namanya, spa ini dilakukan dengan alat bantu ratusan ikan jenis garra rufa. Ikan itu diberi tugas memakan kulit-kulit tubuh yang mati.

Spa jenis ini kini mudah ditemukan di Jambi. Sejak dua pekan lalu, Lotus Spa Fish membukanya di lantai dasar WTC Batanghari. Peminatnya banyak. Rata-rata 40 orang per hari.

Ikan-ikan ditaruh di dalam akuarium. Orang yang hendak menikmati spa ini cukup duduk sambil menjuntaikan kaki ke dalamnya. Saat itu juga ratusan ikan langsung mengerubungi kaki Anda.

“Seperti digigit-gigit semut,” ungkap Alex, santai, menjawab Jambi Independent saat menikmati spa itu beberapa hari lalu. Pria bermata sipit itu mengaku baru sekali mencoba terapi spa ikan.

“Ternyata kaki jadi ringan. Segar,” ungkap Alex setelah sekitar 15 menit merendamkan kakinya ke dalam akuarium berisi sekitar 500 ekor ikan tersebut.

Usai membasuh, Alex menendang-nendangkan kakinya ke arah tempat kosong. “Enteng. Cobalah,” ujarnya.

Desi (32), pemilik Lotus Spa Fish, mengatakan bahwa spa ikan termasuk baru di Jambi. Khasiatnya cukup banyak. Agar merasa rileks, selain untuk mengangkat kulit-kulit mati dari tubuh.

Ikan garra rufa memang suka memakan kulit-kulit mati di tubuh manusia. Ikan itu juga suka makan cacing beku.

Jambi Independent yang mencoba layanan tersebut langsung merasa geli saat kaki dikerubuti ratusan ikan. Memang sensasi pertama adalah geli itu, terutama di telapak kaki.

Sekitar lima menit kemudian, kaki seolah-olah digigit semut, persis seperti yang dirasakan Alex yang lebih dulu mencoba.

Sekitar sepuluh menit berselang, kaki akan terasa seperti disengat listrik. Tapi dengan voltase ringan. “Cukup 15 menit, kalau sudah terasa disetrum itu sudah bagus,” ungkap seorang pelayan.

Usai terapi, mengeringkan kaki, rasa segar langsung terasa pada bagian kaki yang sudah diobat oleh “si ikan dokter” itu. Tak hanya segar, kaki terlihat lebih bersih dibanding sebelumnya.

Mau coba? Untuk mendapatkan pelayanan spa ikan, Anda perlu merogoh kocek sekitar Rp 25 ribu sampai Rp 50 ribu. Rinciannya, anak-anak Rp 25 ribu per 15 menit, dewasa Rp 30 ribu per 15 menit, dan dewasa Rp 50 ribu per 30 menit.

Pemda Harus Prioritaskan Pembangunan Kesehatan

Masuknya isu kesehatan sebagai janji politik dalam kampanye pemilihan kepala daerah (Pilkada), seharusnya diimplementasikan pemerintah daerah dengan memprioritaskan pembangunan kesehatan. Selain itu di era desentralisasi, dalam menyusun rencana pembangunan kesehatan, Pemerintah Daerah hendaknya tidak menunggu bantuan dari Pusat tetapi harus dilakukan secara berkesinambungan dengan sumber daya dari Pemda dan Pusat secara bersama-sama.

Hal itu disampaikan. Dr. Sjafii Ahmad, MPH, Sekretaris Jenderal Depkes ketika membuka Lokakarya Nasional Pengembangan Kebijakan Pembangunan Kesehatan di Hotel Savoy Homann, Bandung 29 Juni 2009.

Selanjutnya ditegaskan untuk menyusun perencanaan dan kegiatan 5 tahun ke depan yaitu Renjana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 bidang kesehatan harus berbasis kinerja dan disertai besaran rencana anggaran. Oleh karena itu Depkes mengharapkan masukan atau tanggapan daerah karena setiap daerah mempunyai kekhususan dan keunikan tersendiri. Sesjen Depkes mengingatkan pendekatan pembangunan kesehatan harus dilaksanakan dengan melibatkan lintas sektor dan lintas unit dengan menggunakan pendekatan sistemik. Sudah saatnya dilakukan melalui pendekatan dengan penguatan sistem kesehatan yang didukung kebijakan-kebijakan yang diperlukan. Jangan ada program yang jalan sendiri tanpa mengikutkan program lain. Tidak mungkin program penanggulangan TB berhasil kalau hanya meliputi diagnosis dan pengobatan saja, tanpa melibatkan program peningkatan gizi, program kesehatan kerja, program di rumah sakit atau dikaitkan dengan program rumah sehat. Semua program kesehatan harus dapat dikaitkan dalam suatu jaringan program yang saling membantu membentuk suatu Sistem Kesehatan Nasional, ujar Sesjen. Karena itu Sesjen Depkes mengharapkan dalam pertemuan ini akan diketahui keterikatan setiap program, menuju kepada tujuan yang sama yaitu cakupan total bagi semua penduduk/universal coverage. Menurut Sesjen, Pemda harus memahami bahwa tujuan utama dari program adalah mencapai cakupan total/universal coverage terhadap upaya kesehatan. Artinya upaya kesehatan yang terdiri dari pelayanan preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif harus mampu terjangkau dan dijangkau oleh seluruh masyarakat Indonesia dimanapun dia berada. Juga tidak boleh lagi ada hambatan geografik, perilaku maupun ekonomi. Lokakarya nasional yang berlangsung selama 3 hari ini membahas 18 topik yang dipaparkan pejabat Depkes dan pembicara tamu dari Kantor Menpan, WHO, beberapa Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Ketua Umum Persatuan Rumah Sakit seluruh Indonesia (PERSI), dan lain-lain. Topik yang dibahas antara lain Strategi menuju Pencapaian MDGs melalui Pendekatan Revitalisasi Primary Health Care oleh dr. Budihardja, MPH, Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat; Kebijakan Rujukan dalam Antisipasi Globalisasi dan Jamkesmas oleh dr. Farid Husain, Sp.B, Dirjen Bina Pelayanan Medik; Hasil Riskesdas dalam Kaitannya dengan Isu-isu Daerah oleh Dr. Agus Purwodianto, Sp.F, SH, Kepala Balitbangkes; Strategi Menuju Eradikasi Penyakit Menular dalam Konteks Global oleh Dr. Guntur Gunawan Sesditjen P2PL; Kebijakan Ketersediaan Obat di daerah dan Penggunaan Obat Tradisional oleh Dra. Kustantinah, M.Apt.Sc, Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan; Strategi Menuju Universal Coverage Jaminan Kesehatan oleh dr. Chalik Masulili, Kepala Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan. Narasumber lainnya Dr. Ismail Mohamad, MBA, Deputi Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Bidang Tatalaksana, Kementerian Pendayagunaan Aparatur memaparkan Reformasi Birokrasi dalam Mendukung Tata Kelola Pemerintahan yang Baik, dan dr. Nyoman Kumara Rai, MPH dari WHO SEARO memaparkan Peningkatan Kinerja Sistem Kesehatan. Dr. Untung Suseno, Kepala Pusat Kajian Pembangunan Kesehatan yang juga Ketua Panitia melaporkan maksud penyelenggaraan lokakarya ini adalah dalam rangka menjalin interaksi dan komunikasi antara stakeholder pusat dan daerah dalam rangka mengembangkan pembangunan kesehatan di era desentralisasi. Adapun tujuan khusus lokakarya ini yaitu diindetifikasikannya pembangunan kesehatan di pusat dan daerah, diidentifikasikannya isu strategis tantangan yang dihadapi, upaya terobosan dan potensi yang dimiliki pusat dan daerah dalam pembangunan kesehatan, dan disepakatinya upaya tindak lanjut dalam rangka peningkatan kualitas kebijakan pembangunan kesehatan. Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks: 021-5223002 dan 52960661, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id.

Dirilis dari: info@puskom.depkes.go.id

Menstruasi Berhenti karena KB Tak Berbahaya

TIDAK sedikit wanita yang khawatir saat menstruasi yang tak kunjung datang. Padahal dirinya tidak sedang hamil. Masrina (27), misalnya.

Ibu satu anak itu sudah dua tahun tidak pernah mengalami menstruasi. Hal itu terjadi setelah melakukan KB suntik. “Sudah dua tahun dak men. Kadang takut juga. Takut darah kotor numpuk di perut,” ujarnya.

Menurut dr Teddy Rochantoro SpOG, apa yang dialami Rina sebenarnya hal normal. Masalah penundaan menstruasi pada dasarnya merupakan proses penundaan pematangan sel telur, sehingga sirkulasi menstruasi tertunda atau sel telur tidak pernah matang.

Ia menjelaskan, memang ada sebagian alat kontrasepsi hormon mengandung kombinasi estrogen dan progestin, bekerja dengan cara mencegah pematangan dan pelepasan sel telur setiap bulan. Sel telur pun selalu muda dan tidak siap dibuahi. “Inilah yang menyebabkan penundaan pelepasan sel telur, sehingga jika sel telur selalu muda, tidak mungkin ada menstruasi,” ujarnya di Fakultas Kedokteran Unja.

Alat KB yang biasanya menyebabkan hal ini adalah pil atau suntik. “Masalah dampak negatifnya, semua sudah melalui riset yang panjang. Jadi dampaknya sangat kecil, sudah disesuaikan dengan kebutuhan,” jelas Teddy.

Ditambahkan, ada sejumlah pilihan metode hormon untuk menyesuaikan kebutuhan-kebutuhan yang berbeda, bisa pil atau suntik. “Hal tersebut kadang digunakan oleh atlet yang mau bertanding atau pasangan pengantin baru yang takut tertanggu oleh fase menstruasi,” contohnya.

Dengan variasi dalam kombinasi dosis, cara pemberian yang berbeda, penggunaan jenis progestin yang berbeda, dapat memberikan manfaat tambahan di luar kontrasepsi, termasuk menunda proses menstruasi.

Mengenai efek samping penyetopan siklus menstruasi dengan alat kontrasepsi hormon, Teddy mengatakan tidak masalah. Memang beberapa wanita sering mengalami efek berupa kepala pusing dan lemas. “Ini tidak berbahaya,” ujarnya. "Tak ada obat yang tidak memberikan efek samping.”

Umumnya keluhan itu lebih bersifat subjektif. “Jadi tiap-tiap orang bisa berbeda," ucapnya.

Memang sebelumnya, pada dekade 60-an, para wanita sempat khawatir pada penggunaan KB dengan cara suntik dan pil. Hal itu karena adanya penelitian yang menyebutkan bahwa salah satu alat kotrasepsi hormonal, yakni pil KB, bisa menyebabkan kanker indung telur. “Namun setelah diteliti, ternyata itu disebabkan dosis hormon estrogen yang kebanyakan,” ujarnya.

Pada tahun 80-an, pil KB dapat memacu kanker, sebab dosis esterogennya jauh lebih kecil. Namun sekarang sudah melalui penelitian intensif. “Jadi sekarang sudah aman,” tegasnya.