Sering Sakit Kepala, Waspadai Kanker Otak

Viza (50) tidak menyangka akan didiagnosis menderita kanker otak stadium 4 oleh dokter. Padahal selama bertahun-tahun ia tidak pernah merasakan gejala apa pun. Meski ia pernah mengalami sakit kepala, itu dianggap sebagai gejala biasa.

Ia baru memeriksakan diri ke dokter setelah mengalami pingsan berulang-ulang dan mulut mengeluarkan busa. Awalnya keadaan itu disangka hanya gejala keracunan.

Apa yang dialami Viza juga kerap dialami penderita kanker otak lainnya. Kebanyakan mereka baru mengetahui penyakit itu saat kanker yang dialami sudah parah.

Menurut dr Hengky Indradjaja, sering sakit kepala atau bahkan terkadang disertai muntah-muntah, merupakan salah satu gejala penyakit tumor otak yang dapat menyebabkan kanker otak. “Sakit kepala menetap pada daerah itu-itu saja dan muncul tanpa pemicu jelas. Jika di belakang, hanya di situ. Atau sebelah kanan, hanya sebelah kanan,” ujarnya kemarin.

Hengky mengatakan, terdapat perbedaan antara tumor di otak dan tumor di tempat lain. Pada tumor otak dibatasi dengan tulang kepala sehingga terdapat suatu massa akan menekan jaringan otak, apakah itu darah atau tumor. "Nah, proses penekanan di otak itulah yang akan menyebabkan pasien menderita sakit kepala pada awalnya dan juga mengalami muntah-muntah yang proyektil. Maksudnya, pasien muntah tidak sedang makan," ujar mantan kepala Dinas Kesehatan Kota Jambi itu.

Mengenai penyebabnya, Hengky mengaku belum diketahui pasti. Diduga bisa karena adanya kelainan genetik, bawaan sejak lahir seperti craniopharyngioma dan lain-lain, virus, maupun faktor etnis. Itu pun masih belum dipastikan. "Gejala dari penyakit itu tergantung letak tumor itu berada," jelasnya.

Gejala yang umum dapat ditunjukkan berupa sakit kepala dan muntah-muntah. Itu yang proyektil. Kemudian jika mengenai daerah motorik, ada gejala kelemahan anggota gerak sampai kelumpuhan, penurunan penglihatan sampai kebutaan, hilangnya keseimbangan, kesemutan sampai tidak berasa sama sekali, gangguan penciuman, gangguan bicara kalau terkena di area atau pusat bicara, hingga turun kesadaran bila yang terkena batang otak.

Berdasarkan jenisnya, penyakit tumor otak terbagi menjadi dua. Ada tumor jinak, misalnya meningioma, cavernous angioma, astrocytoma grade rendah (1,2), adenoma hipofise, acustic neurinoma; dan tumor ganas glioblastoma.

"Penyakit kanker otak sangat identik dengan tumor ganas. Sebenarnya tumor di otak atau di mana pun tumor itu berada, tumor dibagi menjadi dua bagian, yaitu tumor ganas atau kanker dan tumor jinak," tuturnya.

Sedangkan berdasarkan lokasi, dibagi menjadi dua, yaitu tumor supratentorial dan tumor infratentorial. Artinya, tumor di atas tentorium atau pada otak besar, dan tumor yang ada di bawah tentorium, yakni otak kecil dan batang otak.

Hengky menuturkan, jenis tumor otak yang paling parah di antaranya adalah glioblatoma (astrocytoma grade 4) dan neuroblastoma. Tapi kalau tumor itu letaknya di otak besar, mungkin gejala yang timbul lambat. Nah, jika tumor tersebut terletak di otak kecil, gejalanya akan cepat terlihat.

"Pada tumor jenis glioblastoma, tumor otak lebih sering mengenai otak besar, sedangkan acustic neurinoma akan menyerang saraf pendengaran si penderita, sehingga letaknya di otak kecil," paparnya.

Jika mengalami gejala seperti di atas, sebaiknya segera memeriksakan diri baik CT-scan hingga MRI.

0 komentar:

Posting Komentar