Bobo di Kamar Sendiri, Ya! Sayang

BEGITU waktu tidur tiba, si balita tiba-tiba sudah siap-siap di tempat tidur kita. Padahal kita sudah mengajarinya tidur di kamarnya sendiri. Bagaimana supaya ia tidak menyelinap lagi?

An Fitriyani (33) mengatakan, awalnya ia juga kesulitan memisahkan tidur anaknya dari dirinya. ”Memang butuh trik khusus,” ujarnya kemarin.

Awalnya sang anak sebelum tidur ia temani tidur. Ketika sang anak sudah tidur, ia pun pindah ke kamarnya. ”Pertama, kalau tengah malam anak terbangun, kita harus cepat datang ke kamar,” ujar ibu dua anak itu.

Pada hari-hari pertama, memang butuh kesabaran dan tidak langsung dilepas. Sang anak masih merasa asing tidur sendiri. ”Sehingga ada rasa khawatir,” ucap wanita yang berprofesi sebagai guru itu.

Ia sendiri termasuk lambat untuk memisahkan tidur anaknya. ”Usia lima tahun mulai saya pisah. Baru dua bulan ini benar-benar bisa mandiri,” ujar ibu dari Alif (6) dan Najwa (4) itu.

Agar sang anak menyenangi kamarnya, ia memberikan suasana yang menyenangkan di kamar yang ditempati anak, seperti membelikan kebutuhan sang anak yang disukai dan masuk akal. ”Desain kamar juga harus diperhatikan, sehingga ia merasa aman dan nyaman di kamar,” tambahnya.

Hal sama juga dirasakan Munawir (30). Ayah dua anak itu mengaku sulit memisahkan tidur antara dirinya dan anaknya, meski saat ini sang anak sudah duduk di bangku kelas 1 SD. ”Kamarnya sudah ada, tapi masih suka tidur di kamar kita," ujarnya.

Salah satu kendalanya karena sang anak terbiasa tidur sambil dipeluk olehnya, sehingga sulit tidur jika harus berpisah darinya. ”Padahal sudah SD,” imbuhnya.

Meski demikian, ia terus melatih agar sang anak bisa mandiri. Apalagi sang adik juga sudah mulai besar. ”Terus diusahakan, dengan memberikan pengertian. Sekarang sudah mulai terbiasa,” ujar lulusan Fakultas Hukum Unja itu.(nid)


Bisa Dimulai Sejak Usia Tiga Tahun

MEMBUAT balita mengerti bahwa mereka lebih baik tidur terpisah dari orangtuanya memang tidak mudah. Tapi biar bagaimanapun, hal itu harus dilakukan, sebab anak tak mungkin akan selalu tidur bersama orangtuanya. Membiasakan balita tidur terpisah sejak usia dini juga bisa menanamkan sifat kemandirian.

Sayang, kebanyakan orangtua Indonesia kerap menunggu sampai anak cukup besar untuk memisahkan tidurnya. Padahal sebaiknya begitu anak memasuki usia tiga tahun, sudah harus dibiasakan tidur terpisah. Malah di negara maju, anak sudah pisah tidur dari orangtua sejak bayi. Yang terpenting orangtua bisa mengontrol setiap saat kebutuhan bayi, mulai dari kebutuhan ASI/susu hingga jika anak pipis di celana.

Membuat anak usia balita mengerti mengenai masalah itu harus melalui proses. Tak bisa langsung sekali jadi. Terlebih kebanyakan anak tak mau tidur berpisah dari orangtuanya karena telanjur merasa aman dan nyaman. Untuk membuat anak mau tidur terpisah, orangtua harus bisa membuat anak tetap merasakan kedua hal itu, meski tak tidur bersama.

Dalam proses membuat anak merasa aman dan nyaman, orangtua dituntut memiliki kesabaran yang tinggi. Dalam keadaan seperti itu, tak jarang anak malah merasa ditinggalkan dan tak dipedulikan orangtua. Akibatnya, ia bertingkah macam-macam. Selain itu, orangtua juga harus peka, dalam arti memahami apa makna ”aman” dan ”nyaman” dalam pengertian si anak. Contohnya, dengan menemani sebelum tidur, membacakan dongeng, hingga menyanyikan lagi dan membelainya sebelum tidur.

Selain itu, buatlah keadaam aman dan nyaman menurut anak sendiri, seperti ruang kamar yang tidak terlihat seram, suasana kamar yang nyaman seperti tidak ada nyamuk, dan sebagainya.

Usahakan juga memberi penjelasan kepada anak alasan apa yang membuatnya harus tidur terpisah, misalnya karena sekarang sudah besar dan sudah mulai sekolah. Terangkan juga padanya keuntungan yang akan didapat, misalnya kini ia punya ruang sendiri untuk menyimpan semua mainan dan barang-barangnya, punya privasi, dan boleh menata kamarnya sesuka sendiri.

0 komentar:

Posting Komentar