Perawatan Gigi Susu Tentukan Bentuk Gigi Dewasa

ADA beberapa faktor membuat seseorang tampak indah dan menarik. Salah satunya senyum yang menawan dengan susunan gigi geligi rapi. Sayangnya, tidak semua orang memiliki susunan gigi geligi yang baik dan teratur. Lalu apa yang menyebabkan gigi tidak teratur?

Menurut, Drg. P. Sitanggang, M.Kes, secara garis besar penyebab gigi tidak teratur adalah penyebab langsung dan tidak langsung. Adapun, penyebab langsungnya, anatara lain, Gigi susu yang tanggal sebelum waktunya (premature loss).

Gigi susu akan goyang akibat tekanan dari gigi tetap dan lama-kelamaan akan tanggal sesuai dengan waktu pergantiannya. Proses ini berlangsung normal secara fisiologis. Tetapi ada gigi susu yang tanggal sebelum waktunya karena beberapa hal, misalnya karena karies gigi atau trauma (benturan/jatuh).

“Hal ini menyebabkan gigi tetapnya kehilangan arah/petunjuk untuk tubuh dan terjadi penyempitan ruangan. Akibatnya gigi tetap akan tumbuh diluar lengkung gigi,”ujar Sitanggang.

Penyebab langsung berikutnya, yakni, karena gigi yang tidak tumbuh/tidak ada (missing teeth). Karena berbagai faktor ternyata tidak semua orang memiliki jumlah gigi yang normal, adakalanya gigi seseorang tidak tumbuh.

Gigi geligi yang biasa tidak tumbuh pada rahang atas adalah gigi Insisivus (seri) pertama dan kedua, premolar (geraham kecil) kedua dan molar (geraham besar) ketiga.

Sedangkan di rahang bawah gigi premolar kedua dan molar ketiga. “Apabila seseorang mengalami kelainan ini, maka pada lengkung gigi dan rongga mulutnya terdapat ruangan kosong sehingga tampak celah antara gigi (diastema), atau bisa juga dikarenakan, gigi yang berlebih (supenumerary teeth),”jelasnya.

Kelainan ini merupakan kebalikan dari gigi yang tidak tumbuh. Gigi berlebih ditunjukan dengan pertumbuhan gigi lebih banyak jumlahnya dibandingkan jumlah normalnya. Apabila gigi berlebih tersebut timbul dalam lengkung gigi, akan menyebabkan gigi berjejal (crowding),”jelas Sitanggang.

Sitanggang, menyebutkan, bisa juga dikarenakan tanggalnya gigi tetap, atau gigi tetap terpaksa dicabut bila berlubang besar dan tidak mungkin lagi dilakukan penambalan, sehingga terdapat ruang kosong pada lengkung gigi dan gigi tampak renggang (diastema).

Selain itu,bisa juga dikarenakan gigi susu tidak tanggal walaupun gigi tetap penggantinya telah tumbuh (persistens). Kelainan gigi ini merupakan kebalikan dari kelainan premature loss. “Dimana gigi tetap muncul diluar lengkung rahang dan tampak berjejal,”sebut Sitanggang lagi.

Adakalanya, dikarenakan bentuk gigi tetap tidak normal. Karena beberapa hal, seseorang bisa memiliki satu atau lebih gigi dengan bentuk tidak normal. Misalnya gigi seri kedua rahang atas yang bentuknya konus/pasak, sehingga lebih kecil dibandingkan yang lainnya.

Akibatnya terdapat ruang kosong antara gigi dan gigi tampak renggang. Selain itum, kebiasaan-kebiasaan buruk. Anak-anak yang sering melakukan kebiasaan buruk berulang-ulang dapat berakibat kelainan pada gigi dan jaringan pendukungnya.

Sedangkan, penyebab tidak langsung dari susunan gigi tidak teratur, yakni, segala hal yang menyebabkan terjadinya gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan tubuh, secara tidak langsung juga berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan rahang dan gigi geligi, seperti, faktor keturunan (genetika).

Seorang anak yang mengalami kelainan posisi gigi bisa diturunkan dari kedua orang tuanya. Contohnya orang tua dengan kelainan skelatal (tulang rahang) kelas III Angle (cakil) kemungkinan akan mempunyai anak dengan kondisi gigi yang serupa.

Faktor keturunan itu tidak bisa dicegah karena setiap orang tua pasti akan mewariskan gen-gen (sifat menurun) kepada anak-anaknya, faktor gangguan pada janin (kongenital).

Berikan Contoh dari Orangtua

KETIDAKTERATURAN gigi dapat dicegah saat usia anak prasekolah dan sekolah dasar, yakni pada usia 3-11 tahun.

Menurut drg Polisman Sitanggang, ada tiga langkah yang perlu dilakukan dalam mencegah gigi tidak teratur, yaitu pendekatan psikologis. Secara psikologis anak-anak belum peduli dengan keberhasilan dan kesehatan giginya. Karena itu, peran orangtualah untuk mengajarkan pada anak tentang perlunya menjaga kebersihan dan kesehatan gigi.

Memberi contoh dan membiasakan menyikat gigi setelah makan dan sebelum tidur pada si anak, misalnya. Setelah si anak secara psikologis dapat menerima perawatan, butuh konsultasi ke dokter gigi untuk diambil tindakan bila dipandang perlu. “Seperti mencabut gigi susu yang belum tanggal sedangkan gigi tetapnya sudah tumbuh,” ujarnya.

Kemudian penambalan gigi susu yang berlubang agar tidak tanggal sebelum waktunya. Pembuatan alat (space maintainer) untuk mempertahankan posisi ruangan gigi yang telah tanggal sebelum waktunya serta mencegah dan menghilangkan kebiasaan buruk.

Kebiasaan buruk yang sering dilakukan oleh anak-anak seperti mengisap jari, bernapas melalui mulut, dan proses penelanan yang salah. Karena itu, orangtua harus mengetahui kebiasaan buruk si anak dan mencegahnya sejak dini. “Bila anak sudah melakukan kebiasaan buruk, orangtua segera berkonsultasi ke dokter gigi untuk menghilangkan kebiasaan buruk tersebut sebelum terjadi kelainan gigi,” tegas drg Sitanggang.

0 komentar:

Posting Komentar