Melatih Otak dengan Brain Gym

SENAM tidak hanya untuk kebugaran tubuh, tapi juga bisa mengasah otak. Salah satunya dengan gerakan-gerakan ringan dari senam otak atau dikenal sebagai brain gym. Dengan senam itu, kita bisa merangsang jaringan saraf sehingga fungsi-fungsinya bisa lebih optimal. Tentu itu akan dapat meningkatkan konsentrasi, ketajamaan memori, kemampuan baca-tulis, kegembiraan, dan pemulihan energi.

Menurut Wiwin bin Adibu, lulusan Fakultas Keolahragaan Universitas Negeri Jakarta (UNJ), brain gym bisa dilakukan semua usia. Senam itu juga bisa menjadi pilihan bagi anak-anak agar fungsi otak mereka lebih optimal. “Makanya sangat cocok digunakan di sekolah, terutama oleh guru kepada anak muridnya atau para karyawan yang mengalami stres atau kelelahan saat bekerja,” ujar Wiwin saat berkunjung ke Graha Pena Jambi kemarin.

Brain gym diciptakan oleh oleh Paul Dennison PhD bersama istrinya, Gail Dennisoal. Penelitian mereka kemudian membawa pada kinesiologi yaitu ilmu yang mempelajari gerakan fisik dan kaitannya dengan fungsi otak.

Wiwin menjelaskan, otak terdri atas otak kiri dan kanan. Otak kiri berfungsi untuk berpikir secara logis, rasional, analitis. Sedangkan otak kanan lebih intuitif, merasakan, memadukan, ekspresif, dan kesan umum. Kedua belahan otak itu sendiri dihubungkan oleh corpus callosum. “Proses berpikir baru optimal jika kedua otak bekerja. Misalnya, ketika kita membaca, otak kiri memroses kata dan otak kanan memahami hal yang tersirat dalam kata. Jadi saat membaca cerita, kita menjadi sedih,” ujarnya.

Terkait brain gym, sumbangan terpenting Dennison adalah memetakan gerakan-gerakan tertentu untuk memadukan fungsi otak kanan dan kiri secara lintas belahan menjadi fungsi yang terpadu. Gerakan-gerakan tersebut disebut dennisoan laterality (DLR). “DLR terbukti membantu setiap orang untuk mencapai tingkat optimal kemampuan masing-masing,” terang Wiwin.

Secara umum, lanjut Wiwin, manfaat brain gym dibagi dalam tiga bagian dilihat dari gerakan. Pertama, gerakan lintas belahan (crossing the midline). Gerakan itu penting untuk fungsi membaca, menulis, dan sebagainya.

Kedua, gerakan untuk memperkuat daya tahan beraktivitas (lengthening activities). Gerakan itu membantu menggali hasil-hasil belajar seperti mengerjakan ujian, berpidato, menulis kreatif, dan sebagainya.

Terakhir, gerakan relaksasi pemulih energi. Gerakan tersebut membantu memulihkan tubuh dan pikiran dari stres dan kelelahan.

0 komentar:

Posting Komentar