Sesak Napas Bisa Menahun

SESAK napas (dyspnea) merupakan masalah kesehatan yang sering kita temukan. Penyakit itu bisa diderita siapa saja, mulai anak-anak hingga orang dewasa.
Menurut dr Ida Yuliati MHKes, sesak napas biasanya muncul mendadak. Gejala itu tidak bisa dianggap remeh sehingga harus mendapatkan penanganan khusus.
Sesak napas dapat disebabkan beberapa penyakit seperti asma, penggumpalan darah pada paru-paru, sampai pneumonia. Bisa juga muncul saat kehamilan. “Dalam bentuk kronisnya, sesak napas merupakan suatu gejala penyakit-penyakit seperti asma, emfisema, dan berbagai penyakit paru-paru lainnya,” kata Ida.
Secara medis, sesak napas merupakan perasaan sulit bernapas yang terjadi ketika melakukan aktivitas fisik. Sesak napas merupakan gejala dari beberapa penyakit dan dapat bersifat akut atau kronis.
Proses dan gejala sesak napas tergantung tingkat keparahan dan penyebabnya. Rasa sesak itu sendiri merupakan hasil dari kombinasi impuls (rangsangan) ke otak dari saraf yang berakhir di paru-paru, tulang iga, otot dada, atau diafragma, ditambah persepsi dan interpretasi penderita.
Pada beberapa kasus, sesak napas diperhebat karena kegelisahan memikirkan penyebabnya. Penderita dyspnea juga sering merasakan rasa sesak napas yang tidak menyenangkan, merasa sulit untuk menggerakkan otot dada, merasa tercekik, atau rasa kejang di otot dada.
Secara umum, sesak napas digolongkan menjadi dua golongan, yakni dyspnea akut dengan gejala tiba-tiba terjadi. Penyebab dyspnea akut antara lain penyakit pernapasan (paru-paru dan pernapasan), penyakit jantung, atau trauma dada.
Kedua, dyspnea kronis. Gejalanya menahun, dapat disebabkan asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), emfisema, inflamasi paru-paru, tumor, dan kelainan pita suara.
Untuk mengatasi sesak napas, biasanya obat yang diberikan adalah obat-obatan yang melebarkan saluran pernapasan yang menyempit. Sedangkan untuk menghindari sesak napas terjadi berulang, perlu diketahui dan diobati penyebabnya. “Misalnya obat TBC bila sesak napas karena penyakit TBC, obat asma bila karena penyakit asma,” ujarnya.
Kemudian sesak napas yang sifatnya ringan pada wanita hamil, tidak memerlukan obat pereda sesak napas. Sesak napas yang ringan umumnya tidak berbahaya dan tidak memengaruhi jumlah oksigen yang didapat bayi dalam kandungan,” ujar Ida.
“Namun bila wanita hamil tersebut mengalami sesak napas yang berat dan mempunyai penyakit asma, konsultasikan segera ke dokter kandungan untuk mendapatkan penanganan yang tepat bagi ibu dan bayi yang dikandung,” lanjut Ida.
Untuk mengatasi sesak napas pada wanita hamil, disarankan menjaga posisi tubuh dengan benar, seperti duduk atau berdiri dengan tegak, kurangi dan perlambat pergerakan seperti berjalan dengan lebih lambat, serta memberi sandaran pada tubuh bagian atas saat tidur.

0 komentar:

Posting Komentar